Realitasonline.id - Stiff Person Syndrome (SPS) adalah penyakit neurologis langka yang ditandai dengan kekakuan otot progresif dan episode berulang kejang otot yang menyakitkan.
Penyebab pasti SPS belum diketahui, tetapi diduga terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel saraf sehat.
Baca Juga: Belajar dari Celine Dion: Perjuangan Melawan Penyakit Langka dalam Film Dokumenter Terbarunya
Gejala SPS:
- Kekakuan otot, terutama di batang tubuh dan tungkai
- Kejang otot yang menyakitkan, dipicu oleh suara keras, sentuhan, atau gerakan
- Kesulitan berjalan dan keseimbangan
- Postur tubuh membungkuk
- Nyeri dan kelelahan
- Kadang-kadang, gejala sensorik seperti kepekaan terhadap cahaya dan suara
Diagnosis SPS:
Diagnosis SPS bisa sulit karena gejalanya mirip dengan kondisi lain. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan tes elektromiografi (EMG) untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain.
Baca Juga: Jaga Kebersihan Rumahmu!! Yuk Lakukan 5 Kebiasaan Ini Rutin Setiap Minggu
Pengobatan SPS:
Pengobatan SPS bertujuan untuk mengendalikan gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Pengobatan yang biasa digunakan meliputi:
- Obat-obatan untuk meredakan kekakuan dan kejang otot
- Imunoterapi untuk menekan sistem kekebalan tubuh
- Fisioterapi untuk membantu mobilitas dan keseimbangan
- Terapi okupasi untuk membantu aktivitas sehari-hari
Baca Juga: Suka Nonton TV 3 Jam Sehari, Begini Nilai Positif Kepribadian MBTI yang Satu Ini
Prognosis SPS:
SPS adalah penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan. Namun, dengan pengobatan yang tepat, gejalanya dapat dikendalikan dan pasien dapat menjalani hidup yang normal.
Informasi Tambahan:
- SPS adalah penyakit yang jarang terjadi, dengan perkiraan 1-2 kasus per juta orang.
- SPS lebih sering menyerang wanita daripada pria.
- Usia onset biasanya antara 30-60 tahun.
Baca Juga: Dark Triad Personality: Sisi Gelap Manusia yang Perlu Kamu Kenali