realitasonline.id - Pada perdagangan Jumat (2/2/2024), harga emas di pasar spot turun 0,74% menjadi US$ 2.038,59 per ons troi. Tetapi harga emas spot naik 1,05% selama seminggu dan bertahan di atas level utama US$ 2.000 sejak awal tahun.
Di mana, harga emas tergelincir pada hari Jumat karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury melonjak.
Diketahui, Penguatan kedua instrumen ini terjadi setelah laporan nonfarm payrolls AS yang kuat menciptakan ketidakpastian mengenai apakah Federal Reserve akan segera mulai memangkas suku bunga.
Baca Juga: Daftar Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian di Perdagangan Jumat (2/2/2024)
Sedangkan, harga emas kontrak April 2024 di Commodity Exchange turun 0,84% ke US$ 2.053,70 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka AS menguat 0,86%.
Indeks dolar naik 0,9% pada Juat (2/2), membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain. Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun juga naik.
Baca Juga: Harga Emas 24 Karat Naik Rp 1.000 Dipatok Harga Rp611.000 Per Gram di Perdagangan Jumat (2/2/2024)
Pengusaha di AS menambahkan 353.000 pekerjaan pada bulan Januari, mengalahkan perkiraan ekonom sebanyak 180.000.
Perekonomian yang tangguh dan produktivitas pekerja yang kuat mendorong dunia usaha untuk merekrut dan mempertahankan lebih banyak karyawan, sebuah tren yang dapat melindungi perekonomian dari resesi tahun ini.
"Dengan penurunan kurang dari 1% sejak data tersebut dirilis, emas bertahan seperti teritip meskipun ada laporan ketenagakerjaan yang sangat besar," kata Tai Wong, seorang analis logam independen yang berbasis di New York kepada Reuters.
“Tetapi kita mungkin perlu menunggu sebentar dan melihat apakah harga emas turun jauh lebih rendah,” tambah Wong.
Menurut CME Fed Watch Tool, para pedagang kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 70% di bulan Mei, dibandingkan dengan 92% sebelum data dirilis. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Ketua Fed Jerome Powell minggu ini menolak gagasan penurunan suku bunga di musim semi (bulan Maret). Tetapi dia menyuarakan keyakinan bahwa inflasi akan kembali ke target 2%.