Komandan Tim Komunikasi TKN: Konservasi Kebudayaan Jadi Perhatian Utama Prabowo Gibran, Tidak Hanya Sumber Daya Alam

photo author
- Sabtu, 3 Februari 2024 | 12:57 WIB
Tidak hanya sumber alam, konservasi kebudayaan juga jadi perhatian utama Prabowo Gibran. (Realitasonline.id/Dokumen)
Tidak hanya sumber alam, konservasi kebudayaan juga jadi perhatian utama Prabowo Gibran. (Realitasonline.id/Dokumen)

Realitasonline.id| Jakarta, pemanfaatan dan konservasi terhadap kekayaan bangsa Indonesia menjadi isu yang konsisten diusung oleh Pasangan Calon Nomor urut 2 Prabowo Gibran.

Komandan Tim Komunikasi TKN, Budisatrio Djiwandono menjelaskan konservasi yang akan dilakukan oleh Prabowo Gibran tidak hanya terbatas pada sumber daya alam, namun juga konservasi kebudayaan bangsa.

Dia kemudian menjabarkan program yang diluncurkan untuk mencapai misi tersebut.

Baca Juga: Hadiri Perayaan Imlek Kadin, Prabowo Capres 2024: Saya akan Lindungi Semua Agama dan Etnis

Bagi Prabowo Gibran, konservasi kekayaan bangsa Indonesia tidak hanya soal alam, tapi juga soal konservasi budaya Indonesia, sebutnya.

Inilah yang menjadi identitas bangsa, akar nasionalisme kita, serta hal yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita nanti, kata Budisatrio di Jakarta, Sabtu (3/2/2024).

Hal pertama yang harus dilakukan, lanjut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI tersebut, adalah meningkatkan anggaran untuk bidang kebudayaan.

Sesuai dengan visi misi kita di Astacita ke-8, anggaran untuk penelitian dan pelestarian situs budaya sejarah akan kita tingkatkan.

Baca Juga: Prabowo Capres 2024: Saya Ingin Bekerja untuk Seluruh Rakyat Indonesia Termasuk yang Tak Pilih Saya

Termasuk dengan menyiapkan dana abadi kebudayaan. Ini penting semua pihak yang berkecimpung di kebudayaan mendapat gairah baru, terang Budisatrio.

Konservasi budaya Indonesia tersebut, lanjut Budisatrio, akan ditempuh Prabowo Gibran dengan melakukan modernisasi tata kelembagaan dalam Program Nasional Perlindungan Warisan Budaya.

Program ini nantinya akan bertugas untuk melestarikan budaya Indonesia baik yang berwujud (tangible) maupun tidak (intangbile).

“Yang sifatnya berwujud itu seperti motif batik, pakaian adat, prasasti, istana, keraton, candi, alat musik," jelas Budasatrio.

"Yang tidak berwujud itu seperti cerita rakyat, bahasa ibu, peribahasa dan kearifan lokal, termasuk lagu-lagu tradisional. Ini kekayaan bangsa, harus di konservasi,” tambahnya.

Untuk melestarikan budaya yang berwujud, Budisatrio menegaskan akan dilakukan revitalisasi cagar-cagar budaya yang ada.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X