Analis Pasar: Semester I 2024 Diramalkan Harga Emas Diperkirakan akan Bergerak Fluktuatif Terseret Konflik Geopolitik di Timur Tengah, Rusia-Ukraina

photo author
- Senin, 5 Februari 2024 | 11:30 WIB
Semester I 2024 Diramalkan Harga Emas Diperkirakan akan Bergerak Fluktuatif Terseret Konflik Geopolitik di Timur Tengah, Rusia-Ukraina
Semester I 2024 Diramalkan Harga Emas Diperkirakan akan Bergerak Fluktuatif Terseret Konflik Geopolitik di Timur Tengah, Rusia-Ukraina

realitasonline.id - Pada semester I 2024 diramalkan harga emas diperkirakan akan bergerak fluktuatif. Dan, baru di semester II diperkirakan harganya kembali menguat.

Baca Juga: Harga Emas 24 Karat Tidak Berubah untuk Ukuran Terkecil 0,5 Gram Dijual Rp637.000 Per Gram

Menanggapi hal tersebut, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan, fluktuasi harga emas karena pernyataan bank sentral mengenai potensi penurunan suku bunga baru terjadi di semester II.

Diketahui, konflik geopolitik di Timur Tengah, Rusia-Ukraina, ditambah pernyataan pemimpin Korea Utara yang siap berperang menjaga permintaan emas sebagai safe-haven.

Baca Juga: Daftar Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian di Perdagangan Senin (5/2/2024)

"Alhasil saat dolar AS menguat, penurunan emas tidak terlalu tajam," paparnya

Berdasarkan data Trading Economics, harga emas terkoreksi 0,06% dalam sebulan menjadi US$ 2.039,56 per Jumat (2/2).

Ibrahim memperkirakan, harga emas di semester I ini tidak akan menyaingi harga tertinggi emas yang dicapai pada 5 Desember 2023 kemarin di US$ 2.148 per oz troy.

Baca Juga: Analis Pasar: Harga Emas Diperkirakan akan Bergerak Berfluktuatif di Semester I 2024

Dia memproyeksikan harga emas akan berada di US$ 1.950 per oz troy sebagai level terendah dan tertinggi di US$ 2.050 per oz troy.

Sedangkan di semester II Ibrahim menyebut harga berpotensi kembali naik ke US$ 2.100 per oz troy. Karenanya, ia menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu.

Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong menambahkan, sentimen lain yang dapat menghambat laju harga emas seperti kinerja perusahaan-perusahaan besar di AS yang positif.

"Hal tersebut membawa harga saham meningkat sehingga sentimen risk appetite ini bisa mengurangi permintaan institusi pada emas di ETF," sebutnya.

Sementara untuk sentimen yang dapat mendukung harga emas berasal dari dedolarisasi. Khususnya dari China yang melepas dolar dan membeli emas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X