“Batubara turun US$ 27,40 per metrik ton, atau 18,72% sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for difference yang melacak pasar acuan komoditas ini,” ujar dia.
Sutopo memperkirakan harga batubara akan diperdagangkan US$ 119,02 per metrik ton, pada akhir kuartal ini dan diperkirakan akan menyentuh harga US$ 126,89 per ton dalam waktu 12 bulan.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi juga mengatakan, harga batubara di tahun 2024 tidak akan relatif lebih besar dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh kondisi geopolitik yang kemungkinan besar sudah mereda pada tahun depan, baik di Timur Tengah antara Hamas dan Israel.
Selain itu, China juga masih mengalami perlambatan ekonomi. Sehingga impor batubara dari China maupun India juga terus turun.
“Sedangkan tenaga listrik di India dan di China ini menggunakan batubara lokal yang membuat harga batubara di tahun 2024 kemungkinan besar itu akan lebih rendah dibandingkan tahun 2023," tegasnya.
Lebih lanjut, Ibrahin mengatakan, penurunan harga minyak dunia juga berdampak pada koreksi harga komoditas energi yang menjadi turunannya, yakni gas alam dan batubara.
Ditambah, adanya musim dingin di Eropa dan belahan bumi utara lainnya tidak sedingin biasanya karena musim panas yang ekstrem.
“Hal itu pun juga memengaruhi permintaan batubara dari negara-negara Eropa,” kata dia. Ibrahim memprediksi, harga batubara untuk tahun 2024, berkisar di US$ 90-US$ 140 per metrik ton.***