Orangtua Wajib Simak! Menjaga Kesehatan Mental Anak: Seni Validasi Perasaan

photo author
- Kamis, 8 Februari 2024 | 14:50 WIB
Validasi perasaan anak untuk menjaga kesehatan mentalnya (Freepik)
Validasi perasaan anak untuk menjaga kesehatan mentalnya (Freepik)

Realitasonline.id | Validasi perasaan adalah salah satu kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan aman dengan anak Anda. Ini berarti mengakui dan menerima perasaan mereka, bahkan jika Anda tidak setuju dengan perilaku mereka.

Mengapa Validasi Perasaan Penting?

  • Membantu anak merasa dipahami dan dihargai. Ketika Anda memvalidasi perasaan mereka, anak Anda merasa didengarkan dan dipedulikan.
  • Meningkatkan kepercayaan diri mereka. Anak Anda belajar bahwa perasaan mereka valid dan mereka tidak perlu malu atau menyembunyikannya.
  • Membantu mereka belajar mengelola emosi. Dengan memvalidasi perasaan mereka, Anda membantu anak belajar mengidentifikasi dan memahami emosinya.
  • Memperkuat hubungan Anda dengan anak. Validasi perasaan membangun rasa saling percaya dan keintiman antara Anda dan anak Anda.

Baca Juga: Membantu Anak Mengatasi Stres dan Perasaan Negatif: Panduan untuk Orang Tua

Bagaimana Cara Memvalidasi Perasaan Anak?

  • Dengarkan dengan penuh perhatian. Berikan perhatian penuh kepada anak Anda saat mereka berbicara tentang perasaan mereka. Hindari gangguan dan jangan mencoba menyelesaikan masalah mereka untuk mereka.
  • Akui dan terima perasaan mereka. Gunakan kata-kata seperti "Aku mengerti bahwa kamu merasa marah" atau "Aku tahu kamu merasa sedih." Hindari mengatakan hal-hal seperti "Jangan sedih" atau "Itu tidak masalah."
  • Beri nama pada emosinya. Bantu anak Anda mengidentifikasi emosinya dengan menyebutkannya. Ini dapat membantu mereka memahami apa yang mereka rasakan.
  • Tunjukkan empati. Cobalah untuk melihat dunia dari sudut pandang anak Anda dan memahami mengapa mereka merasa seperti itu.
  • Hindari menghakimi atau mengkritik. Jangan memberi tahu anak Anda bahwa mereka salah karena merasa seperti itu.
  • Tawarkan bantuan dan dukungan. Tanyakan kepada anak Anda apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka merasa lebih baik.

Baca Juga: 4 Cara Mengeluarkan Kotoran di Rongga Hidung Bayi dengan Aman Tanpa Menyakiti

Validasi perasaan bukan berarti Anda harus menyetujui perilaku mereka. Anda masih dapat menetapkan batasan dan konsekuensi untuk perilaku yang tidak dapat diterima.

Berikut beberapa contoh cara memvalidasi perasaan anak:

  • Anak: "Aku marah karena kamu tidak mau membelikan aku mainan itu!"
  • Orang tua: "Aku mengerti kamu merasa marah. Mainan itu memang terlihat sangat menyenangkan."
  • Anak: "Aku sedih karena temanku tidak mau bermain denganku."
  • Orang tua: "Aku tahu kamu merasa sedih. Sulit memang ketika teman tidak mau bermain dengan kita."
  • Anak: "Aku takut sendirian di kamar."
  • Orang tua: "Aku mengerti kamu merasa takut. Aku akan menemanimu sampai kamu merasa lebih tenang."

Baca Juga: Jangan Jadi Pelengkap Penderita, Bawaslu Sumut Minta PTPS Jadi Hakim Tunggal

Memvalidasi perasaan anak membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, ini adalah investasi yang berharga dalam kesehatan mental dan emosional anak Anda.(Ayaa)***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alia Rohali

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X