Mendobrak Toxic Masculinity: Siapa Bilang Laki-laki Tidak Boleh Menangis?

photo author
- Sabtu, 10 Februari 2024 | 20:55 WIB
Ronaldo sedang menangis (Pinterest)
Ronaldo sedang menangis (Pinterest)

Realitasonline.id | Mungkin kita sering melihat laki-laki yang ada di sekitar kita menangis.

Contohnya seperti pemain bola ketika menang pasti bakalan ada pemain bola yang menangis.

Hal itu menyadarkan kita bahwa real man do cry. Wajar jika laki-laki mengekspresikan dirinya secara emosional saat sedih seperti menangis.

Tapi, kenapa selama ini laki-laki sering dipersepsikan tidak boleh menangis dan mengekspresikan emosinya?

Baca Juga: Mitos atau Fakta Kalau Memimpikan Seseorang Artinya Orang Tersebut Kangen Kita? Stop Jangan Baper Dulu!

Toxic masculinity adalah istilah yang menggambarkan sikap maskulin negatif yang berlebihan.

Dalam konstruksi budaya patriarki, laki-laki dituntut untuk bersikap dominan agresif hingga menekan ekspresi emosionalnya.

Tidak jarang, laki-laki yang sangat ekspresif seringkali dianggap lemah.

Stereotipe yang dilekatkan kepada laki-laki melalui toksik maskulinity membuat Mereka cenderung menyembunyikan emosinya dan tidak dapat menjadi dirinya sendiri.

Baca Juga: Kenapa Seseorang Sering Dibilang Mirip? Ternyata Karena Ada Fenomena Sejak Lahir, Begini Penjelasannya!

Akibat dari toxic masculinity:

1. Tidak dapat mengelola emosi dengan baik sehingga berisiko munculnya depresi dan gangguan psikologis lainnya.

2. Sulit membangun hubungan yang kuat dan penuh kasih dengan pasangan.

3. Muncul perasaan-perasaan negatif yang berkaitan dengan fungsi sosial seperti terus merasa kesepian.

Jadi, jika kita melihat laki-laki menangis itu bisa mengurangi hormon kortisol atau stres.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Miftahul Zannah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X