Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental : Ekspolarisi Manfaat Negatif!

Realitasonline.id | Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter menawarkan berbagai manfaat, seperti terhubung dengan orang lain, berbagi informasi, dan mendapatkan hiburan.

Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan mental.

Berikut beberapa dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental:

1. Depresi dan Kecemasan:

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Hal ini dapat disebabkan oleh:

Baca Juga: Jangan Langsung Dibuang! Ini Cara Membersihkan Sepatu dan Sandal yang Berjamur

• Perbandingan sosial: Media sosial sering menampilkan citra kehidupan yang sempurna dan ideal, yang dapat membuat pengguna merasa rendah diri dan tidak bahagia dengan kehidupan mereka sendiri.
• Cyberbullying: Perundungan online dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri.
• FOMO (Fear of Missing Out): Rasa takut ketinggalan pengalaman yang dibagikan orang lain di media sosial dapat menyebabkan kecemasan dan stres.

2. Gangguan Tidur:

Terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar smartphone atau komputer dapat mengganggu pola tidur. Paparan cahaya biru dari layar dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur.

3. Gangguan Citra Tubuh:

Media sosial sering menampilkan citra tubuh yang tidak realistis, yang dapat menyebabkan gangguan citra tubuh dan rasa tidak puas dengan penampilan diri sendiri.

Baca Juga: Tanaman Hias dengan Aroma Menggoda : Ide Kado Untuk Pasanganmu!

4. Ketergantungan:

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan dan membuat pengguna sulit lepas dari perangkat mereka. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial.

5. Kesepian:

Meskipun media sosial bertujuan untuk menghubungkan orang lain, namun penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian. Hal ini dapat terjadi karena pengguna menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi secara online daripada di dunia nyata.