Realitasonline.id | Cancel culture adalah fenomena sosial di mana seseorang atau suatu kelompok diboikot dan dikucilkan karena suatu tindakan atau perkataan yang dianggap tidak pantas.
Fenomena ini sering terjadi di media sosial, di mana pengguna media sosial beramai-ramai mengecam dan menuntut pembatalan atau pemboikotan terhadap target cancel culture.
Dampak Cancel Culture terhadap Kesehatan Mental:
Cancel culture dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan mental targetnya, antara lain:
1. Stres dan Kecemasan:
Diboikot dan dikucilkan oleh banyak orang dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan insomnia, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi.
Baca Juga: Patut Ditiru! Trik Psikologi yang Bisa Membuat Orang Terkesan dengan Dirimu
2. Depresi:
Perasaan malu, bersalah, dan terisolasi akibat cancel culture dapat meningkatkan risiko depresi. Depresi dapat menyebabkan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat pada aktivitas yang disukai, dan perubahan nafsu makan dan pola tidur.
3. Gangguan Harga Diri:
Dikecam dan dikritik oleh banyak orang dapat menurunkan harga diri dan membuat target cancel culture merasa tidak berharga. Hal ini dapat menyebabkan rasa malu, insecure, dan self-doubt.
4. Trauma dan PTSD:
Dalam kasus yang ekstrem, cancel culture dapat menyebabkan trauma dan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Hal ini dapat terjadi jika target cancel culture mengalami cyberbullying, pelecehan online, atau ancaman kekerasan.
Baca Juga: Kebiasaan yang Bisa Merusak Ginjal : Segala Penyakit Bersumber Pada Gaya Hidupmu!
Artikel Selanjutnya
Pejuang Jerawat Mari Kumpul : Ini Minuman Sehat Yang Bisa Bantu Meredakan Jerawat Pada Wajahmu!
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.