Harga Minyak Mentah berjangka Turun Setelah Federal Reserve Berpegang Teguh pada Keputusannya

photo author
- Kamis, 29 Februari 2024 | 20:25 WIB
Harga Minyak Mentah berjangka Turun Setelah Federal Reserve Berpegang Teguh pada Keputusannya
Harga Minyak Mentah berjangka Turun Setelah Federal Reserve Berpegang Teguh pada Keputusannya

realitasonline.id - Pada perdahanha Kamis (29/2/2024) harga minyak mentah berjangka turun setelah Federal Reserve berpegang teguh pada keputusannya untuk menunda pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.

Di mana peningkatan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) menambah tekanan lebih lanjut.

Sedangkan, harga minyak WTI kontrak April 2024 turun 0,53% ke US$ 78,12 per barel. Sedangkan harga minyak Brent kontrak April 2024 turun 0,26% ke US$ 83,46 per barel.

Di sisi lain, persediaan minyak mentah AS naik 4,2 juta barel pada pekan lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA). Penambahan stok minyak ini melampaui ekspektasi para analis sebesar 2,74 juta barel.

Stok telah meningkat selama lima minggu berturut-turut karena penghentian kilang yang tidak direncanakan menyusul badai musim dingin di bulan Januari, serta rencana perbaikan pabrik.

“Peningkatan persediaan minyak mentah mingguan AS di atas perkiraan sekali lagi menyeret harga minyak berjangka lebih rendah,” kata Gaurav Sharma, seorang analis independen kepada Reuters.

Tingkat pemanfaatan kilang di AS naik tipis 0,9 poin persentase pada minggu lalu menjadi 81,5% dari total kapasitas.

Tetapi, okupansi kilang berada di bawah rata-rata musiman 10 tahun. Kilang-kilang telah beroperasi di bawah tingkat pemanfaatan 83% selama sebulan terakhir, yang merupakan rekor terpanjang dalam hampir tiga tahun.

“Para pengilangan masih banyak yang absen, dan tidak melakukan upaya nyata untuk segera keluar dari penutupan yang terjadi setelah cuaca dingin,” kata John Kilduff, partner di Again Capital yang berbasis di New York.

Kilduff menambahkan, pemadaman yang sedang berlangsung di kilang Whiting milik BP yang berkapasitas 435.000 barel per hari di Indiana, pabrik terbesar di Midwest, juga telah mengurangi tingkat stok bahan bakar.

Stok bensin telah turun selama empat minggu berturut-turut ke level terendah dalam dua bulan di 244,2 juta barel. Stok bensin berada di sekitar 2% di bawah rata-rata lima tahun untuk sepanjang tahun ini, kata EIA.

“Jika tren ini berlanjut selama enam hingga delapan minggu ke depan, kita bisa melihat persediaan bensin semakin menipis seiring memasuki musim panas,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Laporan pada hari Selasa bahwa OPEC+ akan mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga kuartal kedua kemungkinan memberikan dasar bagi penurunan harga.

Konflik di Timur Tengah mungkin memberikan dukungan, setelah Hamas menyerukan warga Palestina untuk berbaris ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada awal Ramadan. Langkah ini meningkatkan pertaruhan dalam negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza.

Namun, tanda-tanda bahwa suku bunga di as akan tetap tinggi mengimbangi potensi kenaikan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Tags

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X