Realitasonline.id | Mengapa para ahli mempermasalahkan MBTI? Salah satu alasannya adalah meskipun Myers-Briggs membedakan tipe-tipe orang, bukti ilmiah menunjukkan bahwa kepribadian tidak bisa dimasukkan ke dalam 16 kotak.
Ciri-ciri lebih tepat dipandang bukan sebagai dikotomi kategoris—ekstrovert atau introvert, pemikir atau perasa—tetapi sebagai dimensi yang berkesinambungan:
Untuk setiap sifat, seseorang dapat menilai secara relatif tinggi, rendah, atau berada di tengah-tengah, dan sebagian besar orang berada di tengah-tengah.
Umpan balik berbasis tipe MBTI juga tidak terlalu konsisten; seseorang yang mengikuti tes dua kali mungkin menerima dua jenis sebutan yang berbeda.
Selain itu, MBTI menghilangkan aspek asli kepribadian yang berkonotasi negatif, seperti neurotisisme (ketidakstabilan emosi) atau aspek rendahnya kesadaran.
Namun tidak benar jika MBTI tidak mengukur apa pun. Penelitian menunjukkan bahwa ketika preferensi MBTI dievaluasi sebagai dimensi yang berkesinambungan.
Tipe MBTI untuk setiap individu seringkali tidak konsisten dari waktu ke waktu.
Orang mungkin mengikuti tes beberapa kali dan menerima tipe kepribadian yang berbeda, meskipun mereka tidak berubah secara drastis dalam kehidupan nyata.
Penelitian telah menemukan bahwa dalam jangka waktu hanya beberapa minggu, hingga separuh peserta menerima dua jenis skor yang berbeda.
Pengembang MBTI bahkan mengakui bahwa dalam sampel mereka, 35 persen menerima jenis yang berbeda setelah jangka waktu empat minggu.
Meskipun MBTI digunakan dalam lingkungan kerja, penelitian tidak menunjukkan bahwa tipe MBTI merupakan prediktor yang baik terhadap hasil.