realitaonline.id - Pada perdagangan Selasa (30/4/2024) Wall Street bertengger di zona merah karena pasar mempertimbangkan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan kenaikan biaya tenaga kerja.
Dan memburuknya kepercayaan konsumen jelang pertemuan kebijakan penting Federal Reserve untuk memutuskan arah suku bunga.
Diperdagangan hari ini, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 570,17 poin atau 1,49% menjadi 37.815,92.
Sementara indeks S&P 500 melemah 80,48 poin atau 1,57% ke 5.035,69 dan indeks Nasdaq Composite melemah 325,26 poin atau 2,04% ke 15.657,82.
Diketahui, ada 11 sektor pada indeks S&P 500 berakhir melemah, dipimpin oleh saham-saham di sektor energi, sektor konsumen diskresi, material, industri dan sektor teknologi.
Dengan posisi penutupan ini, maka indeks indeks utama mengalami koreksi di April 2024. Di mana, S&P 500 turun 4,2%, Nasdaq melemah 4,4%, dan Dow anjlok 5% di sepanjang April 2024.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat persentase penurunan bulanan terbesar sejak September 2023. Sementara, Dow mencatat penurunan terbesar sejak September 2022.
Sentimen bagi bursa saham AS datang setelah data menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja AS naik lebih dari perkiraan sebesar 1,2% pada kuartal terakhir, menunjukkan peningkatan tekanan upah.
Sebuah survei juga menemukan bahwa kepercayaan konsumen AS memburuk pada bulan April, turun ke level terendah dalam lebih dari 1-1/2 tahun.
Laporan tersebut muncul sehari sebelum Komite Pasar Terbuka Federal Reserve (FOMC) mengakhiri pertemuan dua harinya, dan investor secara luas mengharapkan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Pada sesi kali ini, saham Magnificent Seven juga berakhir lebih rendah, termasuk Tesla, Alphabet, Nvidia, Microsoft, dan Amazon.
Namun, saham Amazon naik 3,1% dalam perdagangan setelah jam penutupan karena laporan hasil kuartal pertama yang mengalahkan perkiraan analis.
“Kita masih berada dalam lingkungan di mana reaksi spontan adalah mengekstrapolasi data yang lebih hangat ke dalam inflasi yang lebih kuat dan reaksi yang lebih hawkish dari The Fed,” kata Garrett Melson, ahli strategi portofolio di Natixis Investment Managers di Boston.
“Tetapi tidak ada yang berubah: pertumbuhan masih kuat, pasar tenaga kerja tetap bertahan, dan pada akhirnya kita mengambil sedikit jeda dalam proses disinflasi,” tambah Melson.