Harga Bitcoin Mulai Merangkak Naik Tipis 0,54% Menuju ke Level US$ 63.424

photo author
- Minggu, 5 Mei 2024 | 22:04 WIB
Harga Bitcoin Mulai Merangkak Naik Tipis 0,54% Menuju ke Level US$ 63.424
Harga Bitcoin Mulai Merangkak Naik Tipis 0,54% Menuju ke Level US$ 63.424

realitasonline.id - Pasca peristiwa halving pada 20 April 2024 lalu Harga Bitcoin (BTC) sudah anjlok cukup signifikan di pasar spot.

Ternyata, hal ini memicu opini bahwa aktivitas harga Bitcoin bisa menurun seiring dengan berlanjutnya arus keluar dana dari ETF Bitcoin spot.

Walaupun Demikina, Berdasarkan data yang dilansir daro  CoinmarketCap, harga Bitcoin mulai kembali naik tipis 0,54% menuju level US$ 63.424 pada Minggu (5/5) pukul 13.30 WIB. 

Menanggapi hal tersebut, Menurut Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur, menyebutkan dalam sebulan terakhir, harga Bitcoin sudah turun 17%.
 
Di mana kapitalisasi pasar kripto global anjlok menjadi sekitar US$ 2,2 miliar atau setara dengan Rp 35,2 triliun.
 
"Sementara itu, harga Bitcoin anjlok di bawah US$ 57.000 untuk pertama kalinya sejak akhir Februari," katanya. 

Tak hanya  Bictoin, Fyqieh bilang bahwa Altcoin populer, termasuk Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan Shiba Inu (SHIB), memiliki kinerja yang lebih buruk lagi. Di mana, penurunannya hingga mencapai dua digit dalam skala harian.

Fyqieh, menjelaskan penurunan harga Bitcoin disebabkan banyak investor memasuki mode risk-off menjelang keputusan suku bunga The Fed.

Aksi jual pasar kripto pun terpantau masih terus berlanjut, meski The Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran target 5,25-5,50%.

Walaupun sejalan dengan ekspektasi pasar, keputusan The Fed tersebut seharusnya mendorong permintaan pembeli terhadap BTC dan pasar kripto yang lebih luas.

"Pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell juga ramah terhadap pasar kripto, walaupun tidak menanggapi ekspektasi penurunan suku bunga,” ujar Fyqieh.

Komentar Powell tidak hawkish seperti yang dikhawatirkan pasar. The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan Mei dan Juni.

Fyqieh menuturkan,  penurunan suku bunga The Fed yang pertama kemungkinan akan terjadi pada akhir tahun ini.

Ia juga mengatakan, bahwa pelemahan Bitcoin disebabkan oleh arus keluar ETF Bitcoin yang terus berlanjut.

Sentimen penghindaran risiko investor terlihat jelas di dana ETF BTC, di mana investor telah menarik modalnya selama berhari-hari. 

Pada 1 Mei 2024, ETF ini memiliki total aliran kumulatif sebesar US$ 11,942 miliar atau secara dengan Rp 191,04 triliun.

Angka tersebut turun sekitar 10% dari puncak lokalnya sebesar US$ 12,925 miliar atau Rp 206,72 triliun pada minggu lalu.

Selaras dengan hal ini, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, penurunan harga Bitcoin pasca halving sangat wajar terjadi, di tengah ekonomi global yang wait and see akibat adanya konflik geopolitik yang masih berlangsung. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Tags

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X