realitasonline.id - Pasca peristiwa halving pada 20 April 2024 lalu Harga Bitcoin (BTC) sudah anjlok cukup signifikan di pasar spot.
Ternyata, hal ini memicu opini bahwa aktivitas harga Bitcoin bisa menurun seiring dengan berlanjutnya arus keluar dana dari ETF Bitcoin spot.
Walaupun Demikina, Berdasarkan data yang dilansir daro CoinmarketCap, harga Bitcoin mulai kembali naik tipis 0,54% menuju level US$ 63.424 pada Minggu (5/5) pukul 13.30 WIB.
Tak hanya Bictoin, Fyqieh bilang bahwa Altcoin populer, termasuk Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan Shiba Inu (SHIB), memiliki kinerja yang lebih buruk lagi. Di mana, penurunannya hingga mencapai dua digit dalam skala harian.
Fyqieh, menjelaskan penurunan harga Bitcoin disebabkan banyak investor memasuki mode risk-off menjelang keputusan suku bunga The Fed.
Aksi jual pasar kripto pun terpantau masih terus berlanjut, meski The Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran target 5,25-5,50%.
Walaupun sejalan dengan ekspektasi pasar, keputusan The Fed tersebut seharusnya mendorong permintaan pembeli terhadap BTC dan pasar kripto yang lebih luas.
"Pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell juga ramah terhadap pasar kripto, walaupun tidak menanggapi ekspektasi penurunan suku bunga,” ujar Fyqieh.
Komentar Powell tidak hawkish seperti yang dikhawatirkan pasar. The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan Mei dan Juni.
Fyqieh menuturkan, penurunan suku bunga The Fed yang pertama kemungkinan akan terjadi pada akhir tahun ini.
Ia juga mengatakan, bahwa pelemahan Bitcoin disebabkan oleh arus keluar ETF Bitcoin yang terus berlanjut.
Sentimen penghindaran risiko investor terlihat jelas di dana ETF BTC, di mana investor telah menarik modalnya selama berhari-hari.
Pada 1 Mei 2024, ETF ini memiliki total aliran kumulatif sebesar US$ 11,942 miliar atau secara dengan Rp 191,04 triliun.
Angka tersebut turun sekitar 10% dari puncak lokalnya sebesar US$ 12,925 miliar atau Rp 206,72 triliun pada minggu lalu.
Selaras dengan hal ini, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, penurunan harga Bitcoin pasca halving sangat wajar terjadi, di tengah ekonomi global yang wait and see akibat adanya konflik geopolitik yang masih berlangsung.