realitasonline.id - Pada perdagangan Selasa (21/5/2024) harga Bitcoin (BTC) kembali turun, setelah sempat mendekati level US$ 72.000.
Melansir dari data CoinmarketCap, harga Bitcoin turun 0,94% ke posisi US$ 69.319 pada Kamis (23/5) pukul 10.30 WIB.
Menanggapi hal tersebut, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, penurunan tersebut diakibatkan aksi profit taking dan risk-off sementara, lantaran Federal Reserve yang menyampaikan risalah dari pertemuan kebijakan suku bunganya pada Rabu (22/5).
Dia menjelaskan dalam rapat tersebut Federal Reserve sepakat untuk menahan suku bunga dalam jangka waktu lebih lama, guna mencapai target inflasi 2%.
Oleh sebab itu, harga Bitcoin diprediksi akan melemah terlebih dahulu ke area MA-50 di sekitar US$ 65.000.
“Jadi wajar kalau harga Bitcoin saat ini berfluktuasi dan kembali turun di bawah US$ 70.000,” kata dia.
Namun, menurut dia penurunan inflasi dan suku bunga justru dapat menawarkan titik balik potensial bagi pasar kripto.
Pergeseran menuju kebijakan Federal Reserve yang lebih longgar, dengan suku bunga yang lebih rendah, dapat secara signifikan meningkatkan sentimen investor dan memicu rally pasar yang lebih luas.
“Ini bisa memberikan nafas baru bagi proyek-proyek yang terhenti dan berpotensi menarik modal baru ke ruang aset kripto,” ujarnya.
Sementara itu, Panji mengatakan bahwa dampak halving Bitcoin akan terasa dalam beberapa bulan ke depan. Dengan begitu, dia mengatakan harga Bitcoin akan kembali turun pada bulan ini, dan merupakan hal yang wajar.
“Koreksi mungkin akan berlanjut jika Bitcoin tidak mampu menyentuh harga di atas US$ 73.000 sebagai resistennya,” kata dia.
Di sisi lain, Panji menuturkan bahwa penurunan dominasi Bitcoin (BTC.D) dalam tiga hari terakhir dari 56% menjadi 54% telah mampu membangkitkan sebagian besar altcoin. Terlebih pekan ini terdapat dua sentimen penting yang menjadi sorotan.
Pertama, terkait laporan pendapatan Nvidia kuartal I-2024 yang dirilis pada Rabu (22/5).
“Jika laporan pendapatan di atas sesuai dengan ekspektasi pasar, maka berpotensi akan mendorong harga aset kripto berbasis Artificial Intelligence (AI) seperti RNDR, FET, WLD, AGIX, dan sebagainya,” ungkap Panji.
Selanjutnya mengenai Ethereum (ETH) yang telah mengalami performa positif dalam beberapa hari terakhir. Panji mengatakan, pada Rabu (22/5) pukul 15:00 WIB Ethereum (ETH) bertengger di US$ 3.745 menguat 2,36% dalam 24 jam terakhir dan melesat 28,34% dalam 7 hari terakhir.