Realitasonline.id | Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah SWT dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi pelakunya.
Menurut Al-Qur'an dan Hadis, ada beberapa kualifikasi yang menunjukkan seseorang telah mencapai haji mabrur.
Berikut adalah penjelasan yang diberikan oleh Ustaz Adi Hidayat berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis:
Kualifikasi Haji Mabrur Menurut Al-Qur'an
-
Mematuhi Rukun dan Wajib Haji Pelaksanaan semua rukun dan wajib haji secara sempurna adalah dasar utama dari haji yang diterima. Ini termasuk ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa'i, dan tahallul.
Surah Al-Baqarah Ayat 196: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah..."
-
Menjaga Adab dan Akhlak Selama Haji Menjaga perilaku dan menjauhi perbuatan tercela selama haji sangat penting. Allah memerintahkan agar jemaah haji menjauhkan diri dari rafats (kata-kata dan perbuatan buruk), fusuk (berbuat maksiat), dan jidal (berbantah-bantahan).
Surah Al-Baqarah Ayat 197: "Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji..."
Kualifikasi Haji Mabrur Menurut Hadis
Keikhlasan dan Ketakwaan Haji mabrur adalah haji yang dilakukan dengan niat yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT dan dilaksanakan dengan penuh ketakwaan. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan..." (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Tidak Melakukan Perbuatan Dosa Rasulullah SAW menjelaskan bahwa haji mabrur adalah haji yang tidak dicampuri dengan perbuatan dosa dan kefasikan.
"Barangsiapa yang berhaji, lalu tidak rafats (berkata kotor) dan tidak berbuat fasik (maksiat), maka ia akan kembali seperti hari dilahirkan oleh ibunya." (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Perubahan Positif Pasca Haji Indikator utama dari haji mabrur adalah perubahan positif dalam diri seseorang setelah kembali dari haji. Rasulullah SAW bersabda: