Menurut Basuki, entok (Cairina moschata) lokal berumur tujuh bulan berpostur dan berbobot menyamai entok jumbo berumur 3–4 bulan dengan perawatan sama.
Basuki tengah menyiapkan lima betina remaja untuk meningkatkan produksi anakan.
Ia juga merenovasi dan menyekat kandang berukuran 10 m × 3 m. Setiap sekat terdiri atas satu pejantan dan enam betina.
Purnomo Jati, peternak entok di Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, juga terpincut entok jumbo. Purnomo mengatakan, sosok entok itu menawan.
“Ciri khas entok jumbo yakni postur besar dan pertulangan juga besar. Badannya tegap, kaki jenjang, dan ekor mengarah ke bawah,” katanya.
Purnomo memperoleh induk entok jumbo dari rekan peternak di Kota Blitar, Jawa Timur.
Yang terlebih dahulu mengembangkan jenis jumbo yang diberi nama tronton. Purnomo gemar mengoleksi entok sejak 2020.
Semula ia hanya memelihara entok lokal yang terdiri atas satu pejantan dan enam betina.
Pada akhir 2021, ia beralih memelihara entok jumbo dengan satu pejantan dan lima betina.
Setelah berproduksi rutin, setiap pekan Purnomo menjual 20 anakan berumur dua bulan.