Deara segera menghubungi puskesmas, dan petugas medis segera datang ke rumahnya. Pengobatan awal melibatkan pemberian obat melalui anus. Kemudian, MKA dibawa ke rumah sakit untuk penanganan medis lanjutan.
Dokter di rumah sakit menyatakan bahwa MKA meninggal dunia pada pukul 15.00 WIB. Jenazah bayi MKA dimakamkan pada hari yang sama, sekitar pukul 17.00 WIB.
Pejabat sementara (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, memastikan bahwa prosedur pemberian vaksin kepada MKA sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Hasil audit yang dilakukan Komnas KIPI menyimpulkan bahwa prosedur imunisasi telah dilakukan sesuai dengan protokol yang berlaku," ujar Kusnadi, pada Kamis (20/6).
Baca Juga: Menelusuri Suku Paling Berbahaya di Dunia: Antara Fakta dan Stigma
Terkait dugaan kematian bayi di Sukabumi akibat menerima 4 vaksin, Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI menekankan bahwa hasil audit belum dapat secara pasti menentukan penyebab kematian, apakah terkait dengan imunisasi atau tidak.
"Berdasarkan informasi yang ada, audit belum dapat mengidentifikasi secara pasti penyebab kematian, apakah terkait dengan imunisasi.
Rekomendasi adalah untuk melakukan autopsi," ujar Prof. Hindra Satari, Ketua Komnas KIPI, pada hari Minggu (30/6).
Namun, keluarga bayi MKA menolak untuk memberikan izin untuk dilakukan autopsi, mencabut pengaduan polisi dan perwakilan hukum.
Baca Juga: 7 Level Kemandirian Finansial: Menuju Kebebasan Finansial Impianmu
"Keluarga menolak autopsi dan mencabut pengaduan polisi serta perwakilan hukum. Keluarga menerima kematian bayi MKA," terang Prof. Hindra.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengambil sampel vaksin yang diberikan kepada bayi MKA. Pengambilan sampel ini bertujuan untuk menilai kualitas vaksin. Hasil pengujian sampel vaksin akan tersedia dalam waktu tiga minggu setelah pemeriksaan.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine, menegaskan bahwa imunisasi ganda, yang melibatkan lebih dari satu jenis vaksin dalam satu kunjungan, aman.
Jenis imunisasi ganda ini telah direkomendasikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Baca Juga: Ada Suno Enhypen Hingga Felix Stray Kids, Ini 5 Idol K-Pop yang Jago Bikin Konten ASMR