Realitasonline.id | Para ilmuwan telah menemukan cara baru untuk mengumpulkan urine astronot dan mendaur ulangnya menjadi air minum hanya dalam hitungan menit.
Sistem ini dirancang untuk mengatasi masalah yang selama ini dihadapi para astronot yang sedang menjelajah luar angkasa.
Selama bertahun-tahun, astronot di International Space Station (ISS) harus menggunakan popok sekali pakai dalam pakaian antariksa mereka untuk buang air.
Popok yang pertama kali dirancang pada awal 1980-an ini dapat menampung dan menyimpan urine, memungkinkan astronot tetap dapat buang air selama perjalanan yang bisa memakan waktu hingga delapan jam.
Baca Juga: 20 Posyandu Prima di Bireuen Aceh Diresmikan Pj Bupati Aulia Sofyan
Namun, popok tersebut membuat astronot merasa tidak nyaman, berisiko menyebabkan iritasi kulit, dan infeksi.
Selain itu, popok ini tidak mendaur ulang air dalam urine, sehingga astronot harus mengandalkan persediaan air yang mereka bawa dalam tas minuman.
Kini, para ilmuwan telah mengembangkan sistem baru yang ringan dan mampu mengumpulkan serta memurnikan sekitar 500 ml air dari urine dalam waktu lima menit.
Sistem ini mengharuskan astronot mengenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan kompresi fleksibel dan dilapisi kain antimikroba. Selain itu, sistem ini dilengkapi sensor kelembaban yang mendeteksi urine.
Baca Juga: Gagal Pemilu 2024, Mardiono Didesak Mundur oleh Kader PPP di Berbagai Daerah
Sensor tersebut berada di dalam cangkir silikon yang diposisikan di bawah alat kelamin pemakainya.
Ketika urine terdeteksi, pompa vakum otomatis menyedot urine ke dalam alat penyaring yang dibawa di punggung astronot.
Alat penyaring ini memiliki tinggi sekitar 38 cm dan lebar 23 cm dengan berat sekitar 8 kg. Di dalamnya, urine diubah menjadi air tawar yang dapat disalurkan ke kantong minuman dalam pakaian antariksa.
Sistem baru ini masih dalam tahap pengujian awal. Namun, jika berhasil dikembangkan, teknologi ini dapat membantu memecahkan masalah mendasar yang dihadapi astronot selama eksplorasi ruang angkasa.