Realitasonline.id | Pernahkah Anda merasa sulit melupakan seseorang, bahkan setelah hubungan berakhir? Rasa rindu, kesedihan, dan berbagai emosi lainnya mungkin terus menghantui pikiran Anda.
Fenomena ini sebenarnya memiliki penjelasan ilmiah yang mendasar. Mari kita bahas lebih dalam tentang mengapa kita seringkali sulit melupakan seseorang yang telah pergi.
1. Ikatan Emosional yang Kuat:
- Kenangan Bersama: Otak kita memiliki cara unik untuk menyimpan kenangan, terutama yang berkaitan dengan emosi kuat seperti cinta, kebahagiaan, atau bahkan kesedihan. Kenangan-kenangan ini seringkali terhubung dengan orang tertentu, sehingga sulit untuk dihapus begitu saja.
- Rutin dan Kebiasaan: Ketika kita menjalin hubungan dengan seseorang, kita seringkali menciptakan rutinitas bersama. Ketika hubungan berakhir, rutinitas ini menjadi hilang, dan otak kita secara alami akan mencari cara untuk mengisi kekosongan tersebut.
2. Perasaan yang Belum Terselesaikan:
- Pertanyaan yang Tak Terjawab: Jika hubungan berakhir secara tiba-tiba atau tanpa penjelasan yang memuaskan, kita cenderung terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab ini dapat membuat kita terus terjebak dalam lingkaran pikiran.
- Harapan yang Belum Terpenuhi: Jika ada harapan yang belum tercapai dalam hubungan tersebut, kita mungkin masih berharap bahwa suatu saat nanti semuanya akan kembali seperti semula.
Baca Juga: Dituding Gelapkan Dana Bantuan PIP oleh LSM, Mantan Plt Kepsek SDN 192 Kotanopan Madina Jawab Begini
3. Mekanisme Pertahanan Diri:
- Penyangkalan: Terkadang, otak kita menolak untuk menerima kenyataan bahwa hubungan telah berakhir. Kita mungkin terus membayangkan skenario di mana kita bisa kembali bersama.
- Idealisasi: Kita cenderung mengingat hanya sisi positif dari hubungan tersebut dan melupakan hal-hal negatifnya. Hal ini membuat kita semakin sulit untuk move on.
4. Ketergantungan Emosional:
- Kebutuhan akan Validasi: Jika kita terlalu bergantung pada persetujuan dan validasi dari orang lain, kita akan kesulitan untuk melepaskan diri dari hubungan yang tidak sehat.
- Takut akan Kesendirian: Ketakutan akan kesendirian dapat membuat kita terus berusaha mempertahankan hubungan, meskipun sebenarnya sudah tidak sehat lagi.
5. Hormon dan Neurotransmitter:
- Dopamin: Hormon ini terkait dengan perasaan senang dan euforia. Ketika kita jatuh cinta, kadar dopamin dalam tubuh kita meningkat. Setelah hubungan berakhir, kadar dopamin bisa menurun, menyebabkan perasaan sedih dan hampa.
- Oksitosin: Hormon ini berperan dalam membentuk ikatan sosial. Ketika kita menjalin hubungan yang dekat dengan seseorang, kadar oksitosin akan meningkat. Setelah hubungan berakhir, kadar oksitosin bisa menurun, membuat kita merasa kesepian dan kehilangan.
Baca Juga: Smartfren Community Selenggarakan Program Teman Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perdana di Medan.
6. Pola Pikir Negatif:
- Berpikir Melandai: Kita cenderung menyalahkan diri sendiri atas berakhirnya hubungan dan merasa tidak layak untuk mendapatkan kebahagiaan.
- Overthinking: Terlalu banyak memikirkan masa lalu dapat memperburuk keadaan dan membuat kita sulit untuk move on.
Cara Mengatasi:
- Terima kenyataan: Akui bahwa hubungan telah berakhir dan fokus pada masa depan.
- Sibukkan diri: Carilah kegiatan yang positif dan produktif untuk mengalihkan perhatian.
- Jaga hubungan sosial: Berinteraksi dengan orang-orang terdekat dapat membantu kita merasa lebih baik.
- Cari dukungan: Bicarakan perasaanmu dengan teman, keluarga, atau terapis.
- Latih pikiran: Praktikkan mindfulness atau meditasi untuk mengelola pikiran dan emosi.
Proses melupakan seseorang membutuhkan waktu. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Setiap orang memiliki proses yang berbeda.(Ayaa)***