"Sementara minyak mentah (WTI) tetap di bawah rata-rata pergerakan 200 hari di US$ 78,66 per barel, risiko penurunan tetap ada menuju support garis tren di area US$ 74,20/00," kata Sycamore, seraya menambahkan bahwa penembusan berkelanjutan di bawah US$ 74 akan membuka pergerakan menuju US$ 70.
Permintaan bahan bakar yang melambat di China, importir minyak mentah terbesar di dunia dan kontributor terbesar bagi pertumbuhan permintaan global, juga membebani pasar minyak.
China akan merilis data indeks manajer pembelian (PMI) resmi pada hari Rabu yang diharapkan menunjukkan aktivitas pabrik kemungkinan menyusut untuk bulan ketiga di bulan Juli.