1. Kecanduan Gadget
Kecanduan gadget merupakan suatu kasus yang sangat banyak ditemui pada anak yang dibiarkan oleh orang tuanya bermain HP.
Permasalahannya bukan terletak pada gawainya, namun intensitas pemakaiannya. Karena terlalu sering memakai ponsel, anak akhirnya menjadi merasa ketergantungan.
Sebenarnya ini merupakan problema yang sama dengan kasus kecanduan lainnya. Pemicu utamanya yaitu pemakaian yang berlebihan.
Untuk itu, orang tua harus luar biasa berhati-hati, dan mengawasi seksama saat anak bermain dengan HP. Buatlah jam disiplin yang harus dipatuhi anak.
2. Konsentrasi dan Daya Ingat Menurun
Berikutnya adalah satu dampak negatif yang menyerang seorang anak karena memiliki penyakit kecanduan HP.
Mereka sudah terlalu adiktif sehingga sering merasa gelisah atau cemas saat tidak memegang HP. Gejala ini sama persis dengan kasus kecanduan lainnya.
Karena rasa gelisah tersebut, akhirnya membuat fokus anak menjadi turun. Anak tidak bisa berkonsentrasi dengan kegiatan yang dilakukannya karena sibuk memikirkan gawai.
Apabila anak mengalami gejala seperti ini, lebih baik orang tua memberikan alternatif yang lainnya untuk menggantikan HP.
Semisal, membelikan mainan kesukaannya atau mengajak anak melakukan aktivitas yang disukai, seperti bermain di lapangan terbuka, menggambar, melukis, dan yang lainnya.
Apabila cara-cara itu belum cukup ampuh, disarankan untuk membawanya kepada psikolog anak agar bisa diterapi.
3. Jiwa Bersosialisasi yang Kurang
Dampak buruk main HP untuk anak yang ketiga adalah keterbatasan dalam bersosialisasi dengan sekitar. Hal ini juga masih ada kaitannya dengan kecanduan HP.
Karena terlalu adiktif dengan HP, anak menjadi terpaku hanya pada ponselnya. Anak bisa betah seharian di rumah demi memainkan gawainya.
Ini tentu merupakan hal yang serius. Pertama, hubungan anak dengan keluarga akan menjadi terjarak. Saat harusnya makan bersama, anak malah sibuk bermain HP.
Ketika harusnya menonton TV bersama, anak melihat hiburan di gawainya. Komunikasi antar anggota keluarga menjadi kurang harmonis.
Kedua, hubungan sosial anak dengan temannya. Karena jarang keluar rumah, anak tidak mengerti bagaimana dunia luar itu bekerja.