ONE DAY ONE HADITS: Barang siapa meluaskan belanjanya kepada keluarganya pada hari Asyura maka Allah akan meluaskan rizki kepadanya sepanjang tahun

photo author
- Jumat, 23 Agustus 2024 | 18:07 WIB
ONE DAY ONE HADITS: Barang siapa meluaskan belanjanya kepada keluarganya pada hari Asyura maka Allah akan meluaskan rizki kepadanya sepanjang tahun
ONE DAY ONE HADITS: Barang siapa meluaskan belanjanya kepada keluarganya pada hari Asyura maka Allah akan meluaskan rizki kepadanya sepanjang tahun

realitasonline.id Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ فِي سَائِرِ سَنَتِهِ

Barang siapa meluaskan belanjanya kepada keluarganya pada hari Asyura maka Allah akan meluaskan rizki kepadanya sepanjang tahun. [HR Baihaqi]

Hadits di atas dikomentari oleh Imam Baihaqi sendiri bahwa sanad-sanad hadits ini meskipun lemah namun jika dikumpulkan satu sama lain maka menjadikan sanadnya kuat. [Syu’abul Iman]

Baca Juga: ONE DAY ONE HADITS: Sesungguhnya Allah SWT itu suci (dari segala aib dan kekurangan), lagi menyukai hal-hal yang suci

Senada dengannya, As-Suyuthi dan Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa karena begitu banyaknya jalur periwayatan hadits ini, maka derajat hadits ini menjadi hasan bahkan Syeikh Zainuddin Al-Iraqi dan Ibnu Nashiruddin menshahihkannya.

Dan demikianlah sehingga masalah meluaskan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura, secara ittifaq disunnahkan oleh ulama empat madzhab.

Baca Juga: Catat! One Day One Hadits: Celaka Orang-orang yang Menyembah Harta

Sebagaimana pernyataan As-Shawi al-Maliki dalam Hasyiyah Syarah Shagir, Sulaiman Jamal As-Sayfi’i dalam Hasyiyah Fathil Wahhab, Al-Bahuti al-Hambali dalam Syarah Muntahal Iradat, Ibnu Abidin Al-Hanafi dalam Raddul Muhtar.

Berbicara mengenai “Bubur Asyura” atau dalam bahasa jawa dikenal dengan sebutan “Jenang Suro” maka hal itu merupakan tradisi yang disebut muncul sejak era Sultan Agung di Kerajaan Mataram dan hingga kini masih bisa dijumpai di beberapa wilayah Jawa Timur, juga Madura, dan sebagian wilayah Jawa Tengah seperti Yogyakarta, Solo, hingga Semarang.

Bubur tersebut disantap bersama keluarga dan kerabat terdekat dan juga dijadikan “ater-ater” (hadiah) yang dibagikan kepada tetangga atau juga dibagikan secara masal di masjid-masjid sebagai wujud sedekah dan berbagi rezeki kepada orang-orang yang membutuhkan.

Jenang ini terbuat dari beras yang dimasak menjadi bubur ditambah dengan tujuh jenis kacang yang terdiri dari kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang mede, dan beberapa kacang lainnya lalu disajikan dengan kuah santan kuning, tahu, orek tempe atau teri. Adapun lauknya bisa berbeda-beda tergantung daerahnya. 

Ternyata jenang suro tidak hanya sebatas tradisi, namun ia merupakan wujud mengamalkan anjuran untuk meluaskan belanja pada hari Asyura yang berdasar kepada hadits utama di atas “Barang siapa meluaskan belanjanya kepada keluarganya pada hari Asyura maka Allah akan meluaskan rizki kepadanya sepanjang tahun”. [HR Baihaqi]

Adapun wujud makanan jenang suro merupakan napak tilas dari kisah Nabi Nuh tatkala memasak makanan pada hari Asyuro.

Dikisahkan dalam Ar-Raudl Al-Fa’iq bahwa Ketika Nabi Nuh dan orang-orang yang menyertainya turun dari kapal, mereka semua merasa lapar sedangkan perbekalan mereka sudah habis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Cut Yuli

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X