Realitasonline.id | Gaya pengasuhan otoriter, yang ditandai dengan aturan yang sangat ketat, hukuman fisik, dan sedikit ruang untuk negosiasi, memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan psikologis anak.
Dampak ini seringkali meluas hingga ke masa dewasa.
Dampak Emosional dan Psikologis
- Rendahnya Harga Diri: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang otoriter cenderung memiliki harga diri yang rendah. Mereka mungkin merasa tidak cukup baik atau tidak berharga.
- Kecemasan dan Depresi: Tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi seringkali menjadi konsekuensi dari gaya pengasuhan otoriter. Anak-anak ini mungkin merasa takut untuk membuat kesalahan dan khawatir akan konsekuensi dari tindakan mereka.
- Kemarahan yang Terpendam: Karena tidak memiliki ruang untuk mengekspresikan emosi mereka secara sehat, anak-anak ini mungkin menyimpan kemarahan yang dapat meledak di kemudian hari.
- Kesulitan Membangun Hubungan: Mereka mungkin kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain karena kurangnya kepercayaan diri dan keterampilan sosial.
Baca Juga: Lagi Puasa Sosmed? Begini Cara Agar Tetap Terhubung dengan Orang Terdekat Tanpa Media Sosial
Dampak Perilaku
- Pemberontakan: Sebagai reaksi terhadap kontrol yang berlebihan, beberapa anak mungkin menjadi pemberontak di masa remaja atau dewasa.
- Konformitas Berlebihan: Sebaliknya, beberapa anak mungkin menjadi sangat patuh dan konformis, takut untuk melanggar aturan.
- Sulit Mengambil Keputusan: Karena terbiasa selalu diarahkan, mereka mungkin kesulitan membuat keputusan mandiri.
- Kurangnya Kreativitas: Lingkungan yang terlalu terkontrol dapat menghambat perkembangan kreativitas dan inovasi.
Dampak Kognitif
- Hambatan dalam Berpikir Kritis: Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya otoriter mungkin kurang terbiasa berpikir kritis dan menganalisis informasi secara mandiri.
- Sulit Memecahkan Masalah: Mereka mungkin kesulitan menghadapi masalah yang kompleks karena kurangnya pengalaman dalam mencari solusi sendiri.
Dampak dalam Kehidupan Dewasa
- Masalah dalam Hubungan: Orang dewasa yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan otoriter mungkin mengalami kesulitan dalam hubungan romantis, pertemanan, dan profesional.
- Masalah di Tempat Kerja: Mereka mungkin kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang dinamis dan menghadapi konflik.
- Masalah Kesehatan Mental: Risiko mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat pengasuhan otoriter.
Penting untuk diingat bahwa:
- Setiap individu unik: Tidak semua orang yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan otoriter akan mengalami semua dampak yang disebutkan di atas.
- Ada harapan: Dengan terapi dan dukungan yang tepat, individu dapat mengatasi dampak negatif dari masa lalu dan membangun kehidupan yang lebih sehat.
Baca Juga: 6 Manfaat Psikologis dari Tidak Memiliki Media Sosial: Bisa Meningkatkan Harga Diri?
Gaya pengasuhan yang lebih baik:
- Otoritatif: Menggabungkan kehangatan, ketegasan, dan komunikasi yang terbuka.
- Permisif: Memberikan kebebasan yang cukup, tetapi tetap memberikan batasan yang jelas.
- Abaikan: Kurang terlibat dalam pengasuhan anak.
Pilihan gaya pengasuhan yang tepat dapat sangat mempengaruhi perkembangan anak.(ayaa)***