Harga Minyak mentah Naik Lebih dari US$ 1 Per Barel Terkerek Gangguan Pasokan di Libya

photo author
- Jumat, 30 Agustus 2024 | 13:29 WIB
Harga Minyak mentah Naik Lebih dari US$ 1 Per Barel Terkerek Gangguan Pasokan di Libya
Harga Minyak mentah Naik Lebih dari US$ 1 Per Barel Terkerek Gangguan Pasokan di Libya

realitasonline.id - Pada perdagangan Kamis (29/8/2024) harga minyak mentah mengalami kenaikan lebih dari US$ 1 per barel karena gangguan pasokan di Libya dan rencana untuk menurunkan produksi di Irak meningkatkan kekhawatiran akan pasokan global yang lebih ketat.

Diektahui, diperdagangan hari ini harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2024 ditutup naik US$ 1,29 atau 1,6% ke US$ 79,94 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Anjlok Lebih dari 2% Dipicu Kekhawatiran Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Lambat di Amerika Serikat dan China

Di sisi lain, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Oktober 2024 menguat US$ 1,39 atau 1,9% ke US$ 75,91 per barel.

Kemudian, ternyata lebih dari separuh produksi minyak Libya terhenti pada hari Kamis dan ekspor dihentikan di beberapa pelabuhan karena kebuntuan antara faksi-faksi politik yang bersaing.

Namun, ada sekitar 700.000 barel minyak per hari terhenti di negara itu, menurut perhitungan Reuters.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Terkoreksi Menghentikan Kenaikan Tiga Sesi Sebelumnya

"Ekspor Libya bertahan sejauh ini, tetapi dengan penutupan terminal ekspor, itu akan berdampak pada cekungan Atlantik yang lebih ketat," kata Giovanni Staunovo, seorang analis di UBS.

Bahkan setelah blokade dicabut, para pedagang harus beradaptasi dengan Libya yang menjadi kartu liar bagi pasar, kata Aline Carnizelo, mitra pengelola di Frontier Commodities.

Produksi offline di Libya berisiko mencapai 1 juta barel per hari, kata Carnizelo, seraya menambahkan bahwa pemulihan bertahap tidak mungkin terjadi sebelum Oktober.

Di tempat lain, Irak berencana untuk mengurangi produksi minyak pada bulan September sebagai bagian dari rencana untuk mengompensasi produksi yang melebihi kuota yang disepakati dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya.

Seorang sumber yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah tersebut mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis.

Irak, yang memproduksi 4,25 juta barel per hari pada bulan Juli, akan memangkas produksi menjadi antara 3,85 juta dan 3,9 juta barel per hari bulan depan, kata sumber tersebut. Kuota yang disepakati adalah 4 juta barel per hari.

"Saat ini, pasar sedang ketat dan rentan terhadap pergerakan naik," kata Carnizelo.

Harapan bagi bank sentral AS untuk mulai memangkas suku bunga bulan depan juga mendukung harga minyak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuli

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X