Perilaku Toksik yang Dinormalisasikan di Indonesia: Mari Sadar dan Berubah

photo author
- Jumat, 30 Agustus 2024 | 20:48 WIB
Perilaku Toksik yang Dinormalisasikan di Indonesia: Mari Sadar dan Berubah (Freepik)
Perilaku Toksik yang Dinormalisasikan di Indonesia: Mari Sadar dan Berubah (Freepik)

Realitasonline.id | Pernahkah Anda merasa tidak nyaman dengan suatu situasi, namun sulit untuk mengatakan tidak?

Atau mungkin Anda pernah mengalami perlakuan yang tidak adil, tetapi memilih untuk diam karena takut dianggap berlebihan?

Jika ya, Anda tidak sendirian. Di masyarakat kita, banyak perilaku toksik yang seringkali dianggap normal dan dibiarkan begitu saja.

Apa itu Perilaku Toksik?

Perilaku toksik adalah segala bentuk tindakan atau ucapan yang secara sadar atau tidak sadar dapat merusak kesehatan mental atau emosional seseorang.

Perilaku ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari tindakan agresif, manipulatif, hingga pasif-agresif.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Ingatkan Jangan Naik Ketempat Tidur Dulu, Lakukan Amalan-amalan Ini Terlebih Dulu, Terutama Membersihkan Dosa

Mengapa Perilaku Toksik Sulit Dihindari?

  • Norma Sosial: Banyak perilaku toksik yang sudah dianggap sebagai bagian dari budaya atau kebiasaan sehari-hari. Misalnya, dalam keluarga, kita mungkin terbiasa dengan pola komunikasi yang kurang sehat atau hierarki yang kaku.
  • Takut Akan Konflik: Kita seringkali menghindari konflik karena takut merusak hubungan atau dianggap sebagai orang yang sulit diajak bekerja sama.
  • Kurangnya Kesadaran: Banyak orang tidak menyadari bahwa perilaku mereka berdampak negatif pada orang lain.

Perilaku Toksik yang Sering Dinormalisasikan di Indonesia

  • Toxic Positivity: Menuntut orang lain untuk selalu berpikir positif dan menghindari perasaan negatif.
  • Gaslighting: Membuat seseorang meragukan perasaan dan pikirannya sendiri.
  • Love Bombing: Memberikan perhatian berlebihan di awal hubungan, kemudian menariknya secara tiba-tiba.
  • Bullying: Perilaku mengintimidasi atau menghina orang lain, baik secara fisik maupun verbal.
  • Culture of Shame: Menciptakan rasa malu yang berlebihan untuk mengontrol perilaku orang lain.

Baca Juga: Mengatasi Sifat Arogan Seseorang: Perasaan Tidak Aman Dibalik Sikap Sombong!

Dampak Perilaku Toksik

  • Kesehatan Mental: Perilaku toksik dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan bahkan trauma.
  • Hubungan Interpersonal: Perilaku toksik dapat merusak hubungan dengan keluarga, teman, dan pasangan.
  • Produktivitas: Perilaku toksik dapat menurunkan produktivitas di tempat kerja atau sekolah.

Bagaimana Mengatasi Perilaku Toksik?

  • Kenali Perilaku Toksik: Sadari tanda-tanda perilaku toksik pada diri sendiri dan orang lain.
  • Tetapkan Batasan: Jangan takut untuk mengatakan tidak atau meminta bantuan jika Anda merasa tidak nyaman.
  • Bangun Jaringan Dukungan: Cari dukungan dari orang-orang yang positif dan suportif.
  • Cari Bantuan Profesional: Jika Anda merasa kesulitan mengatasi masalah ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis.
  • Mendidik Lingkungan Sekitar: Ajak orang-orang di sekitar Anda untuk lebih sadar akan dampak perilaku toksik.

Baca Juga: Stop Jangan Lagi Ucapkan Kalimat Ini Ketika Rezeki Sedang Seret, Ustaz Adi Hidayat: Itu Berarti Tandanya...

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alia Rohali

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X