Realitasonline.id | The Exorcist adalah salah satu film horor terseram sepanjang masa, yang hingga kini masih meninggalkan bekas ketakutan mendalam bagi para penontonnya.
Disutradarai oleh William Friedkin dan dirilis pada tahun 1973, film ini diadaptasi dari novel karya William Peter Blatty yang terinspirasi dari kisah nyata eksorsisme seorang anak laki-laki pada tahun 1949.
Namun, film ini memilih untuk menggambarkan kisah eksorsisme yang menimpa seorang gadis muda, menciptakan teror psikologis yang luar biasa kuat.
Plot Cerita yang Menghantui
Cerita berpusat pada Regan MacNeil (Linda Blair), seorang gadis berusia 12 tahun yang tiba-tiba menunjukkan perilaku aneh dan mengerikan.
Ibu Regan, Chris MacNeil (Ellen Burstyn), yang seorang aktris, kebingungan ketika putrinya mulai mengalami perubahan fisik dan mental yang tak dapat dijelaskan oleh ilmu kedokteran.
Dalam putus asanya, Chris akhirnya meminta bantuan dari dua imam Katolik, Pastor Damien Karras (Jason Miller) dan Pastor Lankester Merrin (Max von Sydow), untuk melakukan eksorsisme terhadap Regan.
Baca Juga: Kata Benda 20 Kosakata yang Berkaitan dengan Alat Tulis dalam Bahasa Jepang (Bunbougu) – JLPT N5/N4
Perlahan-lahan, para penonton dibawa ke dalam dunia gelap di mana keyakinan dan logika diuji. Adegan-adegan keras dan penuh ketegangan membuat film ini terasa begitu nyata dan menakutkan.
Ketika ritual eksorsisme dimulai, terungkaplah kekuatan jahat yang merasuki Regan, yang tidak hanya mengancam nyawa para tokoh, tetapi juga menantang keyakinan iman mereka.
Pencapaian Sinematik yang Mengguncang
The Exorcist terkenal dengan efek khususnya yang revolusioner pada masanya. Salah satu adegan paling ikonik adalah saat kepala Regan berputar 360 derajat, yang berhasil mengukuhkan film ini sebagai salah satu film horor paling menakutkan sepanjang sejarah.
Selain itu, suara serak dan kasar yang dihasilkan oleh aktris Mercedes McCambridge untuk suara iblis dalam tubuh Regan menambah keotentikan dan kengerian yang ditampilkan.
Kejeniusan William Friedkin dalam menciptakan atmosfer mencekam juga patut diacungi jempol. Dengan menggunakan teknik-teknik sinematik yang cerdik, seperti penggunaan suara dan pencahayaan yang tepat, Friedkin mampu membangun suasana ketegangan yang terus meningkat hingga klimaks film.
