Realitasonline.id-Jakarta | PT Shell Indonesia dengan tegas membantah kabar yang beredar mengenai rencana perusahaan untuk menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan perusahaan tetap berfokus pada kegiatan operasional SPBU yang ada.
“Shell Indonesia menginformasikan bahwa informasi yang beredar terkait rencana Shell untuk menutup seluruh SPBU di Indonesia adalah tidak benar,” ujar Susi Hutapea dalam keterangannya pada Minggu (24/11), yang dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa Shell tetap menjalankan operasi SPBU untuk melayani kebutuhan bahan bakar bagi para pelanggan, meskipun enggan berkomentar lebih lanjut mengenai spekulasi yang berkembang di pasar.
Baca Juga: Pilkada Serentak 2024, Ancol Berikan Diskon Menarik untuk Wisatawan hingga Potongan Harga hingga 40%
Bantahan ini muncul setelah adanya desas-desus yang beredar di kalangan Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) tentang kemungkinan penutupan SPBU Shell di Indonesia.
Ketua Komite Investasi Aspermigas, Moshe Rizal, mengungkapkan bahwa ia telah mendengar kabar tersebut sejak beberapa minggu lalu.
Menurut Moshe, isu ini sudah menjadi perbincangan di kalangan pelaku industri, mengingat tantangan dalam bisnis distribusi bahan bakar di Indonesia, yang menurutnya sudah dikuasai oleh Pertamina.
“Kalau dibilang pernah dengar nggak, ya pernah dengar ada kabar itu (Shell tutup). Jadi, sudah beberapa minggu yang lalu. Jadi, ini kan perkiraan saya, tapi memang bisnis BBM, apalagi distribusi BBM, SPBU itu sulit. Kenapa? Di Indonesia, karena memang sudah dimonopoli oleh Pertamina kan,” ungkap Moshe.
Baca Juga: Terancam Hukuman Mati, AKP Dadang Dijerat Pembunuhan Berencana dalam Kasus Polisi Tembak Polisi
Meskipun demikian, Shell Indonesia menegaskan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk menjalankan bisnis SPBU di Indonesia, dan isu penutupan tersebut tidak akan memengaruhi operasional mereka.
Hal ini juga dikuatkan dengan rencana perusahaan untuk terus fokus pada upaya meningkatkan layanan kepada pelanggan, serta beradaptasi dengan kebutuhan pasar energi yang semakin berkembang.
Dalam laporan tahunan yang dirilis pada Maret 2024, Shell memang mengumumkan rencana untuk mengurangi jumlah SPBU mereka di beberapa negara sebagai bagian dari strategi transisi energi.
Dalam laporan tersebut, Shell berencana untuk menutup sekitar 1.000 SPBU hingga 2025, dengan sebagian besar dari pengurangan tersebut dilakukan di beberapa negara tempat mereka beroperasi.