Sejak Diberdayakan BRI, Warung Legendaris di Pasar Beringharjo Ini Semakin Berkembang dan Laris Manis saat Libur Lebaran

photo author
- Jumat, 11 April 2025 | 17:55 WIB
Diberdayakan BRI, warung legendaris di Pasar Beringharjo ini laris manis saat Libur Lebaran. (Realitasonline.id/Dok)
Diberdayakan BRI, warung legendaris di Pasar Beringharjo ini laris manis saat Libur Lebaran. (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - Yogyakarta | Setiap kunjungan ke Yogyakarta terasa kurang lengkap rasanya tanpa mencicipi kuliner khas di sana.

Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah Warung Bu Sum, tempat makan legendaris di Pasar Beringharjo yang telah melayani pelanggan selama lebih dari enam puluh tahun.

Meski telah berdiri sejak lama, warung ini tetap mempertahankan eksistensinya dan selalu dipadati oleh pengunjung.

Baca Juga: Banyak Jalan Tikus Sumatera Utara Rentan TPPO, Pemprov Sumut Bentuk Gugus Tugas

Semuanya berkat keunikan cita rasa dan konsistensi kualitas yang membuatnya menjadi destinasi kuliner favorit bagi para pelanggan setia.

Udiyanti, penerus generasi ketiga dari Warung Bu Sum, menceritakan bahwa usaha ini dulunya merupakan tempat makan kecil biasa yang bahkan tidak memiliki nama.

Namun, seiring berjalannya waktu, Warung Bu Sum kini semakin berkembang dan sukses meraih omzet hingga belasan juta rupiah.

Warung Bu Sum ini terkenal akan kuliner ‘Sate Kere’ yang terbuat dari sandung lamur (daging sapi dengan lapisan lemak) yang dibakar dengan bumbu rempah dan kecap. Selain itu, ada juga menu lainnya yang tak kalah menggiurkan dan diminati oleh para pelanggan yang berkunjung, seperti gulai sapi hingga soto daging.

“Di sini memang makanannya khas Jawa semua. Kalau yang favorit ada sate kere yang terbuat dari daging sapi, tapi ada juga sate ayam, nasi gudeg, mangut lele, dan lainnya. Untuk jam operasionalnya sendiri mulai dari jam 6 pagi hingga 4 sore setiap harinya, karena kita masih ikut jam buka-tutup pasar,” ujar Udiyanti.

Baca Juga: Bupati Langkat Syah Afandin Gelar Halalbihalal, Momen Berbagi dan Perkuat Kebersamaan

Menariknya, tempat makan yang satu ini masih mempertahankan cara memasak yang tradisional, yakni dengan menggunakan anglo kecuali untuk kuahnya.

Jika makan langsung di warung, para konsumen akan bisa mencium sendiri aroma rempah yang gurih dan nikmat yang bisa menambah selera makan.

Udiyanti juga bercerita bahwa usaha turun-temurun yang ditekuninya tersebut kini menghasilkan omzet hingga jutaan rupiah setiap harinya, tak terkecuali ketika momen Lebaran tiba.

“Selama Lebaran, kami tutup 2 hari. Di hari ke-3 baru buka kembali. Dan mulai dari hari ke-3 ini sudah kembali ramai dan bisa bertahan sampai libur sekolah anak-anak selesai,” tuturnya.

Semakin Berkembang dengan Pendanaan dari BRI

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X