Tapsel Raih Top 1 ISIM 2025, Lubuk Larangan Diakui Jadi Model Ketahanan Pangan Nasional

photo author
- Rabu, 19 November 2025 | 19:12 WIB
Kearifan lokal lubuk larangan antarkan Kabupaten Tapsel raih penghargaan Top 1, I-SIM 2025 secara nasional (.Realitasonline.id/Dok)
Kearifan lokal lubuk larangan antarkan Kabupaten Tapsel raih penghargaan Top 1, I-SIM 2025 secara nasional (.Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - Jakarta | Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) kembali mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional, berhasil meraih penghargaan terbaik pertama (Top 1) nasional, dalam ajang Integrated Sustainability Indonesia Movement (ISIM) 2025, diterima Bupati Tapsel H Gus Irawan Pasaribu, di Gedung Graha Surveyor Indonesia Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Ajang tersebut merupakan apresiasi tertinggi bagi pemerintah daerah yang dinilai berhasil mengakselerasi pembangunan berkelanjutan dan mendorong inovasi pangan serta pelestarian lingkungan berbasis masyarakat.

Sebelumnya, pada Senin (17/11/2025), Kabupaten Tapsel mengikuti penjurian bersama lima daerah yang masuk nominasi Top 5 dengan tema besar “Inovasi Pangan dan Gizi, Peningkatan Kualitas SDM, Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Penurunan Kemiskinan".

 Baca Juga: 8 Ribu Ekor Benih Ikan Mas Dilepas di Lubuk Larangan Sitada-Tada Angkola Timur Tapsel

Dari 105 Kabupaten dan 77 Kota se Indonesia yang mengikuti seleksi, hanya lima daerah melaju ke babak final dan Tapsel menjadi satu-satunya wakil dari Pulau Sumatera, akhirnya meraih posisi terbaik pertama secara nasional.

Pemerintah pusat dan tim penilai I-SIM 2025 memberikan apresiasi tinggi terhadap Gerakan 1.000 kolam Tapsel, salah satu inovasi pangan yang tengah berkembang pesat di Bumi Dalihan Natolu. Program ini dinilai memenuhi 17 tujuan SDGs dan sejalan dengan empat Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya terkait ketahanan pangan, energi air, ekonomi hijau-biru dan pemerataan pembangunan desa.

Usai menerima penghargaan, Bupati H Gus Irawan Pasaribu mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya dan menegaskan, capaian ini merupakan buah kerja kolektif masyarakat Tapsel. “ Penghargaan ini sejatinya milik masyarakat Tapsel. Dari lima besar, tiga berasal dari Pulau Jawa, satu dari Selayar, Sulawesi Selatan dan Tapsel satu-satunya dari Pulau Sumatera yang berhasil meraih terbaik pertama, ” ujar Bupati.

Baca Juga: Pembukaan Lubuk Larangan Al-Muttaqin. Kapolsek : Ini Bentuk Kearifan Lokal Perlu Dijaga

“ Gerakan ini memperkuat fondasi Panca Cita Tapsel, terutama peningkatan ekonomi masyarakat pangan, pemenuhan gizi untuk menciptakan SDM yang sehat, serta terwujudnya pembangunan asri dan berkelanjutan, ” jelas Bupati.

Gus Irawan juga menyampaikan adanya peluang dukungan dana Pokir Provinsi Sumut sekitar Rp2 miliar untuk mengembangkan ekonomi berkelanjutan lain, termasuk budidaya aren/nira di sepanjang daerah aliran sungai (DAS). Selain program kolam budidaya, Tapsel juga terus menghidupkan kearifan lokal lubuk larangan, yang kini menjadi bagian integral dari konsep ketahanan pangan dan konservasi ekosistem sungai.

Bupati menegaskan, meski ide gerakan 1.000 kolam berasal dari dirinya, implementasinya sangat mengandalkan partisipasi masyarakat. Lubuk larangan menjadi buktinya. “ Lubuk larangan memiliki manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial. Di Garonggang Kecamatan Angkola Selatan misalnya, sekali panen bisa menghasilkan Rp80 juta hingga Rp90 juta dari tiket penangkapan ikan, ” ujarnya.

 Baca Juga: Aipda Supriono, Sosok Pelestari Kearifan Lokal 'Lubuk Larangan' di Padangsidimpuan

Saat ini telah terdapat 801 kolam aktif yang didukung APBD, APBDes dan CSR. Sebanyak 102 desa telah mengimplementasikan program pangan berbasis kolam, belum termasuk kolam swadaya masyarakat dan budidaya di lubuk larangan. “ Kalau semuanya dihitung, jumlahnya sudah lebih dari 1.000 kolam dan yang membanggakan, program ini baru berjalan belum genap enam bulan namun hasilnya sangat signifikan, ” ujar Bupati.

" Dengan torehan Top 1 I-SIM 2025, Kabupaten Tapsel semakin memperkuat posisinya sebagai daerah yang tidak hanya kaya budaya lokal, tetapi juga adaptif dan inovatif dalam menjaga ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan, " tuturnya.(RI)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mery Ismail

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X