Refleksi Akhir Tahun 2025, SMSI Soroti Kualitas Jurnalisme dan Kebijakan Negara Memfasilitasi Media Baru

photo author
- Selasa, 16 Desember 2025 | 21:07 WIB
Dialog Nasional SMSI
Dialog Nasional SMSI

Realitasonline.id – Jakarta | Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), menggelar Dialog Nasional Refleksi Akhir Tahun 2025, Senin (15/12/2025) di Hall Dewan Pers, Jakarta, dengan fokus utama pada tantangan masa depan “Media Baru Menuju Pers Sehat.”

Acara yang dihadiri para akademisi, praktisi media, dan perwakilan pemerintah ini menyoroti perlunya penguatan etika jurnalistik dan dukungan kebijakan untuk menjamin keberlanjutan media arus utama di tengah disrupsi digital.

​Dialog ini menghadirkan 8 pembicara dari berbagai latarbelakang, termasuk dua perspektif kunci yakni Hersubeno Arief selaku praktisi media senior dan pengamat politik, serta Nuzula Anggeraini (perwakilan pemerintah), Direktur Politik dan Komunikasi dari Kementerian PPN/Bappenas.

Dialog nasional kali ini juga dihadiri Ketua Dewan Pers Komarudin Hidayat dan sejumlah anggota Dewan Pers, turut hadir juga antara lain, Ketua dan Anggota Dewan Pakar SMSI Prof. Dr. H. Yuddy Crisnandi dan Prof. Henri Subiakto; Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika; wartawan senior Aiman Witjaksono; serta Dr. Ariawan, Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP).

Baca Juga: PMI Padangsidimpuan Distribusikan Bantuan dan Layanan Kesehatan di Tapsel

 

Dialog ini juga dipandu oleh Prof. Dr. Taufiqurochman, A.Ks., S.H., S.Sos., M.Si., yang saat ini menjabat sebagai Dewan Penasehat SMSI Pusat.

​Dalam paparannya, Hersubeno Arief menyoroti krisis integritas yang dihadapi oleh media baru (media online), di mana kecepatan seringkali mengalahkan ketepatan dan kedalaman.

​"Tahun 2025 ini, kita menyaksikan puncak dari fenomena post-truth, di mana narasi dan sentimen lebih dominan daripada fakta. Media baru, yang seharusnya menjadi pilar pencerahan, justru sering terseret menjadi 'surga para buzzer' dan penyebar disinformasi," tegas Hersubeno,

​Ia menekankan bahwa tantangan terbesar bukan lagi pada teknologi, melainkan pada moral dan etika jurnalis.

Menurut Hersu, kunci menuju 'Pers Sehat' adalah kembali pada filosofi watchdog journalism, pers sebagai pengawas kekuasaan dan mengurangi ketergantungan pada model bisnis yang mendorong clickbait demi keuntungan sesaat.

Baca Juga: Polri dan Kejaksaan RI Perkuat Sinergi Melalui Penandatanganan MoU dan Sosialisasi KUHP serta KUHAP Baru

 

​Hersubeno juga mendorong agar organisasi pers, seperti SMSI, memperkuat program sertifikasi dan penegakan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) secara ketat untuk membedakan antara produk jurnalistik profesional dan konten yang menyerupai berita.

​Sedangkan dalam menjawab tantangan industri media saat ini, Nuzula Anggeraini dari Kementerian PPN/Bappenas menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing media massa arus utama di era digital.

​"Pemerintah melalui Bappenas memandang media massa sebagai pilar keempat demokrasi yang harus bertanggung jawab, edukatif, jujur, objektif, dan yang terpenting, sehat secara industri (BEJO'S)," ujar Nuzula.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB

ATR/BPN Pertahankan Predikat Informatif di 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:15 WIB
X