Ayat ini menerangkan bahwa yang dimaksud hamba adalah semua aspek atau pujian berkaitan dengan manusia.
"Sepanjang bernama manusia, bukan nabi, bukan rasul, yang punya sifat maksum atau dijaga dari salah itu berpotensi berbuat salah," tegasnya.
Baca Juga: Banjir Terjang Pemukiman Warga di Aceh Tenggara Tingginya Air Sepinggang Orang Dewasa
Menurut penjelasan Ustaz Adi Hidayat bahwa manusia memiliki potensi benar, tetapi terkadang salah.
Kemudian, kesalahan itu jangan pernah menyimpulkan bahwa Allah tidak akan pernah menerima kita untuk kembali kepadanya.
Jika seseorang ada di posisi itu, maka ia sedang dikuasai oleh pengaruh setan karena hanya setan yang menyimpulkan diri merasa bersalah.
Pada titik itu, Allah masih memberikan kesempatan untuk menyelamatkan hambanya jangan sampai berada di situasi yang dikuasai oleh setan.
Baca Juga: Ketua TP PKK Tapsel Berangkatkan Tim Enumerator Survei Kesehatan Indonesia
Maksud dari ayat tersebut, bahwa untuk menegaskan kepada nabi Muhammad SAW, rahmat dalam bentuk ampunan Allah akan turun pada orang yang berdosa sekalipun.
"Allah akan mengampuni semua dosa yang pernah dilakukan sebelumnya. Walaupun nyawa sampai di tenggorokan," ujarnya
"Ya Allah bukakan pintu rahmatmu untukku, artinya pintu tertinggi itu ampunan dari Allah," terangnya.
Karena itu, ketika Allah mencintai seorang hamba yang pertama diberikan itu menggugurkan dosanya dan menghilangkan kebiasaan buruknya. (MIF)