Realitasonline.id – Hoegeng Imam Santoso atau yang biasa akrab disapa Hoegeng merupakan mantan Kapolri era Presiden Soeharto.
Ia dikenal sebagai ‘polisi jujur’ karena idealismenya dalam memimpin serta kebenciannya dalam praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Jenderal Hoegeng juga merupakan anggota dari Petisi 50 yaitu sebuah kelompok yang berisikan tokoh-tokoh nasional beserta dirinya yang dengan lantang mengancam kebijakan-kebijakan Presiden Soeharto zaman Orde Baru.
Kritikan dari kelompok Petisi 50 lantas membuat murka Soeharto, Seluruh anggota Petisi 50 dianggapnya sebagai musuh politik.
Baca Juga: Konser Terakhir NOAH, Ada Kejutan Kehadiran Sang Mantan Drummer
Mereka kemudian divonis dengan hukuman kematian perdata.
Wujud kematian perdata antara lain pencekalan keluar negeri, diisolasi dari pemberitaan media massa, acara televisinya dihentikan, dan dilarang hadir ke berbagai acara kemasyarakatan, termasuk acara pernikahan.
Jenderal jujur ini tidak mempan disuap. Pada masa ia berdinas sebagai Kadit Reskrim Provinsi Sumatera Utara (1956).
Hoegeng pernah disogok atau disuap rumah dan mobil mewah oleh Bandar judi ternama di Medan.
Akan tetapi, dengan lantangnya ia menolak tawaran tersebut dan Bandar judi itu hanya bisa terdiam.
Hoegeng juga dikenal tidak menyukai olahraga golf. Bukannya tanpa alasan, dulu arena golf merupakan lahan momen para pejabar untuk menjilat atasan mereka.
Hal ini berlaku bagi beberapa oknum menteri yang menjilat terhadap Presiden Soeharto kala itu.
Di tahun 1969, Hoegeng berhasil membongkar praktik penyeludupan mobil mewah Robby Tjahyadi yang terkenal mempunyai koneksi dengan pejabat elit orba.