Realitasonline.id - Menyakiti diri sendiri, atau self-harm, merupakan perilaku yang kompleks dan tidak selalu mudah dikategorikan sebagai kecanduan.
Meskipun terdapat beberapa kesamaan dengan kecanduan, seperti perilaku kompulsif dan mencari pelepasan, terdapat pula perbedaan penting.
Berikut beberapa poin penting untuk dipertimbangkan:
Motivasi: Self-harm sering kali dilakukan sebagai cara untuk mengatasi emosi yang sulit, seperti rasa sakit, stres, atau trauma.
Baca Juga: Yuk Pelajari Lebih Dalam OCD dan Autisme: Persamaan dan Perbedaan
Dalam kasus ini, self-harm bukan bertujuan untuk mencari kesenangan atau sensasi, melainkan sebagai mekanisme koping yang maladaptif.
Kontrol: Orang yang melakukan self-harm tidak selalu merasa kehilangan kontrol atas perilakunya. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin merasa terdorong untuk menyakiti diri sendiri, tetapi tetap memiliki kontrol atas kapan dan bagaimana melakukannya.
Ketergantungan: Self-harm tidak selalu mengarah pada ketergantungan fisik atau psikologis.
Orang yang melakukan self-harm mungkin tidak merasa perlu melakukannya setiap saat, dan mereka mungkin tidak mengalami gejala penarikan jika berhenti.
Baca Juga: Sifat yang Paling Ngeselin Nih!! Kenali 6 Ciri Sifat Childish pada Seseorang dan Cara Mengatasinya
Meskipun self-harm tidak selalu merupakan kecanduan, hal ini tetap merupakan perilaku yang berbahaya dan perlu mendapat perhatian serius.
Berikut beberapa alasan mengapa:
- Risiko cedera fisik: Self-harm dapat menyebabkan luka serius, infeksi, bahkan kematian.
- Dampak emosional: Self-harm dapat memperburuk depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.
- Perilaku kompulsif: Self-harm dapat menjadi perilaku kompulsif yang sulit dihentikan tanpa bantuan profesional.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal melakukan self-harm, penting untuk mencari bantuan profesional.