Realitasonline.id| Kamar tempat RA Kartini berkosentrasi merenungkan nasib kaumnya yang tertindas itu kini tak terawat lagi. Ada siluman yang kabarnya menghuni kamar itu.
Setiap tanggal 21 April, rumah tua sebelah Utara makam RA Kartini selalu ramai dikunjungi.
Selain ibu-ibu Dharma Wanita yang berziarah di Makam RA Kartini, para penziarah lainpun sering berkunjung ke bangunan tua yang biasa disebut pesanggrahan ini.
Wajar saja kalau rumah itu menjadi bagian dari tempat yang mesti disinggahi.
Baca Juga: Misteri Makhluk Pemangsa Nyawa Penghuni Gunung Salak
Dulunya, bangunan tua yang umurnya lebih dari 115 tahun ini memang menjadi tempat peristirahatan KRM Adipati Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang keenam.
Selain itu juga menjadi tempat berlibur bagi isteri dan anak-anak Bupati Rembang, termasuk puia RA. Kartini, pahlawan emansipasi wanita Indonesia.
Namun sayangnya RA Kartini hanya 11 bulan tinggal di "villa" milik suaminya itu, sebab setelan diboyong dari Jepara pada bulan Nopember 1903, akhirnya RA Kartini meninggal dunia pada tanggal 17 September 1904.
Menurut keterangan yang dihimpun, dulunya bangunan yang sekarang dikenal dengan istilah bungalow atau villa ini berada di pinggiran hutan Mantingan yang berhawa sejuk.
Maka dari itulah di tempat yang jaraknya lebih dari 20 Km dari kota kabupaten itu menjadi tempat peristirahatan yang nyaman bagi bupati dan keluarganya.
Sepeninggalnya Bupati Rembang ke- enam, bangunan ini sempat ditempati oleh RA Herdinah, anak tiri RA Kartini dan keponakannya, RM Sayuti.
Namun setelah itu bangunan bersejarah itu tidak ada lagi penghuninya.
"Anak, cucu Kartini pasti memilih tinggal di hotel, kalau pas nyrkar di sini," ungka salah seorang warga yang rumahnya dekat dengan makam RA Kartini.
Dipilihnya hotel sebagai tempat persinggahan bagi cucu-cucu RA Kartini saat berada di Rembang itu sangatlah wajar.