nusantara

Efek Pygmalion: Ketika Ekspektasi Membentuk Realitas

Sabtu, 17 Agustus 2024 | 21:18 WIB
Sederhananya, ini adalah fenomena ketika sebuah prediksi atau ekspektasi justru menjadi kenyataan karena kita mempercayainya. (Freepik)

Realitasonline.id | Pernahkah Anda mendengar istilah "self-fulfilling prophecy"? Sederhananya, ini adalah fenomena ketika sebuah prediksi atau ekspektasi justru menjadi kenyataan karena kita mempercayainya. Salah satu contoh paling terkenal dari fenomena ini adalah Efek Pygmalion.

Apa itu Efek Pygmalion?

Efek Pygmalion adalah fenomena psikologis di mana ekspektasi seseorang terhadap orang lain dapat secara tidak sadar memengaruhi perilaku orang tersebut, sehingga ekspektasi tersebut menjadi kenyataan.

Dengan kata lain, apa yang kita harapkan dari orang lain, seringkali akan menjadi kenyataan.

Nama "Pygmalion" diambil dari mitos Yunani tentang seorang pematung bernama Pygmalion yang jatuh cinta pada patung ciptaannya sendiri.

Ia sangat mencintai patung itu sehingga memohon kepada dewi Aphrodite untuk menghidupkannya. Ajaibnya, doa Pygmalion terkabul dan patung itu menjadi manusia.

Baca Juga: 7 Langkah Membangun Personal Branding yang Kuat di Era Digital

Bagaimana Efek Pygmalion Bekerja?

Efek Pygmalion bekerja melalui beberapa mekanisme:

  • Perilaku non-verbal: Ketika kita memiliki ekspektasi tinggi terhadap seseorang, kita cenderung memberikan isyarat non-verbal yang positif, seperti kontak mata yang lebih sering, senyum yang lebih hangat, dan bahasa tubuh yang terbuka. Isyarat-isyarat ini membuat orang tersebut merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencapai ekspektasi kita.
  • Umpan balik: Kita cenderung memberikan umpan balik yang lebih positif kepada orang yang kita harapkan akan berhasil. Umpan balik positif ini semakin memperkuat kepercayaan diri mereka dan mendorong mereka untuk berprestasi lebih baik.
  • Peluang: Kita cenderung memberikan lebih banyak peluang dan dukungan kepada orang yang kita harapkan akan sukses. Peluang ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan dan mencapai potensi mereka.

Baca Juga: Misterius Tapi Penuh Daya Tarik: Ini 6 Pemilik MBTI yang Unik Seperti Teka Teki!

Contoh Efek Pygmalion dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Guru dan siswa: Ekspektasi guru terhadap siswa dapat sangat memengaruhi prestasi belajar siswa. Jika seorang guru percaya bahwa seorang siswa sangat cerdas, dia cenderung memberikan perhatian lebih dan tugas yang lebih menantang kepada siswa tersebut. Akibatnya, siswa tersebut merasa lebih termotivasi dan berprestasi lebih baik.
  • Orang tua dan anak: Ekspektasi orang tua terhadap anak juga dapat memengaruhi perkembangan anak. Jika orang tua selalu mengharapkan yang terbaik dari anak mereka, anak tersebut cenderung lebih berambisi dan berusaha untuk mencapai tujuannya.
  • Manajer dan karyawan: Ekspektasi manajer terhadap karyawan dapat memengaruhi kinerja karyawan. Jika seorang manajer memiliki ekspektasi tinggi terhadap seorang karyawan, karyawan tersebut cenderung lebih produktif dan kreatif.

Baca Juga: Punya Tanda Lahir di Dahi dan Sekitarnya? Bisa Jadi Kamu Termasuk Orang Cerdas!

Implikasi Efek Pygmalion

Efek Pygmalion memiliki implikasi yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan, bisnis, dan hubungan interpersonal.

Halaman:

Tags

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB