Fatoni menyebut saat ini progres intervensi spesifik yang dilakukan Provinsi Sumut berdasarkan dari indikator pada Triwulan II telah terlihat, yaitu skrining anemia pada remaja putri kelas 7 dan 10 terealisasi mencapai 37,8 dari target 90. Kemudian, indikator konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri target 58 pada Triwulan II mencapai 27,9.
Selanjutnya, indikator pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak 6 kali dari target 100, terealisasi 72,3 dan indikator pemberian makanan tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis ditargetkan 90, terealisasi 69,6.
Tak hanya itu, indikator pemantauan pertumbuhan balita ditargetkan 90 terealisasi 74,8, indikator ASI eksklusif dari target 80 terealisasi 56,3 serta indikator MPASI kaya protein hewani bagi bayi dua tahun (baduta) dari target 80 terealisasi 92,4.
Kemudian, indikator balita gizi kurang mendapatkan tambahan asupan gizi dari target 90 terealisasi 74,7, indikator balita gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk target 90 terealisasi 82,1 dan indikator balita memperoleh imunisasi dasar lengkap dari target 90 terealisasi 70,40. Terakhir, indikator Desa Bebasa dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS) ditargetkan dari 90 telah terealisasi 45.
Sementara itu, berdasarkan data Stunting Provinsi Sumut Juni-Agustus 2024 dengan sumber data dari e-ppgbm (elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat) mencatat berdasarkan penimbangan pengukuran bulan Juni jumlah Balita sebanyak 982.317, stunting 23.788 atau 2,42%.
Kemudian, pada bulan Juli jumlah Balita 792.664, stunting 21.685 atau 2,73 persen dan pada penimbangan pengukuran bulan Agustus jumlah balita 681.377, stunting 20.924 atau 3,07%.
Fatoni mengatakan Dinas Kesehatan Sumut telah melakukan sejumlah upaya percepatan penurunan stunting, di antaranya pengadaan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja putri dan ibu hamil, pengadaan vitamin A, pengadaan Mineral Mix, surveilans dan tata laksana percepatan perbaikan gizi.