nusantara

Huawei Digital Power Siap Dorong Indonesia Menuju Revolusi Terbarukan dengan Solusi FusionSolar

Rabu, 9 Oktober 2024 | 09:29 WIB
CEO Huawei, Jin Song menyebutkan perusahaan besar tersebut mendukung transisi Indonesia ke emisi rendah melalui integrasi empat teknologi utama: teknologi digital (Bit), elektronik daya (Watt), manajemen termal (Heat), dan sistem penyimpanan energi (Battery), yang dikenal sebagai teknologi 4T. (Huawei)

 

Realitasonline.id - Jakarta | Huawei Digital Power, penyedia solusi digital terkemuka, telah meluncurkan smart photovoltaic (PV) untuk C&I dan Residential Solution SUN 5000-150KTL. Tak tanggung-tanggung Energy Storage System (ESS).

Komponen tersebut dilengkapi sistem penyimpanan energi baterai dengan inovasi pendinginan hybrid, serta jaringan pengisian pintar untuk infrastruktur kendaraan listrik, FusionSolar.

Inovasi ini menegaskan keunggulan teknologi PV Huawei sebagai sumber energi utama masa depan, mendukung Indonesia dalam mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan tujuan keberlanjutan lainnya.

Baca Juga: Gegara Sosialisasi AMDAL Anak SD Negeri 101878 Dipulangkan Lebih Awal, Beberapa Pihak Terlibat

Ridha Yasser, Asisten Deputi Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, menyatakan Indonesia dengan kekayaan sumber daya alamnya, perlu menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan ketahanan energi untuk mencapai target emisi nol.

Selain itu, Kementerian menargetkan pengembangan tenaga surya hingga 421 GWp pada tahun 2060. Menurutnya upaya tersebut memerlukan inovasi, penguasaan teknologi, termasuk produksi panel surya dan penyimpanan baterai skala besar.

Sementara itu, Senda Hurmuzan Kanam, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur EBTKE (ESDM), menambahkan bahwa ESDM berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dengan target 23 persen energi terbarukan pada tahun 2025.

Baca Juga: Ini Dia Mobkas Segmen Gabungan Karakteristik MPV dengan Spesifikasi SUV, Simak Begini Review Honda BR-V 2018

Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan hingga 15 gigawatt dari atap surya, dan kolaborasi ini Huawei diharapkan dapat mendukung integrasi jaringan PLN, yang menggunakan konsep atap surya tanpa harus mengekspor.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan bahwa bauran energi terbarukan saat ini mencapai 16,75 persen.

Dalam mendukung inisiatif tenaga surya, pabrik solar PV di Kendal sedang dibangun kapasitas 1 gigawatt, dan pabrik baterai di Karawang berkapasitas 10 gigawatt, dengan rencana perluasan.

Baca Juga: 894 Juta Toyota Investasikan Dana ke Perusahaan Taksi Listrik Udara

Ekosistem kendaraan listrik juga berkembang, termasuk Pusat Penelitian Energi Surya Indonesia yang didirikan bekerja sama dengan Universitas Nasional Singapura, bertujuan untuk mempercepat pengembangan teknologi solar PV dan ekspor listrik dari Batam ke Singapura.

Halaman:

Tags

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB