nusantara

Miris Sampah di Sumatera Utara Masih Jadi Persoalan

Rabu, 30 April 2025 | 18:39 WIB
Sampel sampah produk produsen banyak ditemukan di jalanan, bantaran sungai, rawa-rawa dan sebagainya. (NZWM)

Realitasonline.id | Sangat memprihatinkan soal urusan sampah yang masih jadi persoalan di Sumatera Utara. Mengutip berdasarkan data dari SIPNSN kalau komposisi sampah yang bersumber dari 5 kabupaten/kota pada tahun 2024 itu diantaranya terdiri dari sampah organik sebesar 43,51 % selebihnya sampah an-organik yang sulit terurai yang berasal dari plastik, kaca, logam, karton, kertas, dan lain-lainnya.

Pemerintah DLH Sumut: Bahas Sampah Jadi Ekonomi Sirkular 

Dalam hal ini pemerintah Dinas Lingkungan Hidup mengajak berbagai pihak organisasi kemasyarakatan diantaranya, Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Amphibi (Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3), dan Pendiri NZWM (Not Zero Waste Management Consortium) serta perusahaan-perusahan yang ada di Sumatera Utara juga turut hadir, di gedung Dinas Lingkungan Hidup lantai 3, Medan, Sumatera Utara. Selasa (29/4).

30 Ribu Pemulung Kewalahan Bantu Persoalan Sampah di Sumatera Utara

Kemudian, Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPU) Sumut memberkan bahwa 30.000 pemulung di Sumatera Utara telah membantu persoalan sampah, dan 6 ribu pemulung khususnya untuk kota Medan.

"Kalau di Medan aja ada 6 ribu pemulung, nah untuk di Sumatera Utara kita ada 30 ribu pemulung." ungkap Risdianto.

Namun ia menyebutkan kalau para pemulung-pemulung tersebut sangat suasananya. Misalnya, seperti di TPA Terjun di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan rata-ratanya menghasilkan sampai 1500 ton per harinya.

“Sangat kewalahan, di kota Medan sendiri, namanya TPA Terjun, itu menghasilkan sampah dari setiap kecamatan itu 1500 ton sampah,” jelasnya.

Dia beralasan, kalau pemulung yang aktif hanya berjumlah 800 orang dan hanya mampu menghabiskan 20 - 30 ton sampah plastik tersebut, namun dia mengeluhkan bagaimana dengan sisanya.

"1 persennya adalah sampah plastik. Pemulung saya yang aktifnya saja berkisar 800 (orang), karena aplaus-an kan. Kalau kawan-kawan pemulung paling menghabiskan 20 sampai 30 ton (per hari), jadi sisanya ada 80 sampai 120 ton. Lalu siapa yang menangani sampah yang tertimbun di Medan." katanya.

Pendapatan Pemulung Sampai 10 Triliun

Lebih menariknya, Risdianto mengungkap kalau pendapatan pemulung bisa mencapai pendapatan yang cepat hingga Rp10 triliun.

“Sampai 10 triliun dalam skala nasional dalam 1 tahun. Dengan banyaknya anggota kita pemulung yang ada di seluruh Indonesia, sekitar ada sampai Rp3 juta pemulung, nah kita kalikan saja Rp10 triliun hal yang minim saya rasa,” kata Risdianto.

Risdianto juga menjelaskan istilah pengepil dan pengepul bagi pemulung, untuk tingkatan pengepul itu membawahi sekitar 20-50 orang.

Halaman:

Tags

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB