nusantara

Dilema Etis Game Boosting: Apa Jadinya Jika Semua Orang Seperti Elon Musk?

Selasa, 2 September 2025 | 06:58 WIB
Ilustrasi foto Dilema Etis Game Boosting. (Realitasonline.id/Dok)

● Sistem kompetitif dalam game menjadi rusak.

Namun, jika dilakukan dalam sistem yang transparan dan terbuka, Iqbal yakin boosting bisa menjadi bagian dari ekosistem game modern yang sehat.

Developer Harus Mulai Terlibat

Iqbal juga menyampaikan bahwa mungkin sudah saatnya developer tidak hanya menolak jasa boosting, tapi juga:

1. Membuat versi resmi atau legal dari jasa tersebut.

2. Berkolaborasi dengan marketplace terverifikasi seperti Zeusx.

3. Menyediakan opsi progres instan untuk pemain casual.

“Bayangkan kamu main Genshin atau LoL, dan ada opsi ‘skip grind 20 jam’
dengan biaya tertentu. Itu akan mengubah segalanya,” katanya.

Game Tidak Lagi Dimainkan Oleh Anak-anak Saja

Kini gamer bukan hanya remaja dengan banyak waktu. Tapi juga:

● CEO seperti Elon Musk.

● Dokter, pengacara, content creator.

● Orang tua yang ingin bermain bersama anak.

Dan mereka semua punya keterbatasan waktu.
“Kalau cara menikmati game berubah, kenapa aturannya tidak ikut berubah?”
tanya Iqbal.

Penutup

Halaman:

Tags

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB