nusantara

Dulunya Cuma Dikenal Wilayah Perbukitan dengan Akes Sulit, Kini Berkat Pendampingan Reforma Agraria Desa Hargorejo di Yogyakarta Maju Pesat

Senin, 17 November 2025 | 10:54 WIB
Komoditas usaha gula semut Desa Hargorejo di Kapanewon Kokap Kabupaten Kulon Progo Yogjakarta memanfaatkan Reforma Agraria yang dijalankan Kementerian ATR/BPN. (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - Yogjakarta | Desa Hargorejo di Kapanewon Kokap Kabupaten Kulon Progo Yogjakarta menjadi contoh nyata keberhasilan program Reforma Agraria yang dijalankan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Kawasan yang dulunya hanya dikenal sebagai wilayah perbukitan dengan akses terbatas itu kini menjelma menjadi desa produktif dengan komoditas gula semut sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat.

Transformasi Desa Hargorejo berawal dari penguatan ekonomi warga melalui pendampingan yang dilakukan Kantor Pertanahan (Kantah) Kabupaten Kulon Progo bersama sejumlah pihak.

Baca Juga: Pemerintah Perkuat Zona Lindung, Lahan Baku Sawah Capai 7,38 Hektare

Sebelumnya, masyarakat sudah memproduksi gula batok dan gula semut secara tradisional, namun kurangnya pemasaran dan minimnya peremajaan pohon kelapa membuat usaha mereka tidak berkembang.

“ Awalnya masyarakat sudah memproduksi gula batok dan gula semut, tapi terkendala di pemasaran dan peremajaan pohon kelapa. Setelah dilakukan pendampingan dari kerja sama BPN, kini warga punya arah yang lebih jelas dan mampu mengelola usahanya secara mandiri, ” kata Alfia Fathul Hidayati, Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan (P2) Kantah Kota Yogyakarta, yang ikut mengawal program Reforma Agraria pada 2022 - 2023, Jumat (14/11/2025)

Upaya Reforma Agraria di Hargorejo sebenarnya sudah dimulai sejak sertifikasi tanah pada 2016 dan 2019. Namun, program tersebut tidak berhenti pada penataan aset.

Baca Juga: Latsar CPNS ATR BPN: Komunikasi Publik Jadi Kunci Pelayanan ASN

Melalui skema penataan akses, Kantah Kulon Progo mendorong kolaborasi lintas sektor, pemerintah daerah, kelompok tani, hingga dunia usaha, untuk memperkuat kelembagaan produksi gula semut, meningkatkan kapasitas petani, dan memfasilitasi pemenuhan standar sertifikasi organik.

“ Dulu kami memproduksi gula batok dan gula semut secara pribadi, belum terorganisir. Setelah ada sosialisasi Reforma Agraria, kami dibimbing untuk memperkuat kelompok dan membangun kelembagaan. Sekarang kami bahkan sudah bisa ekspor, ” ungkap Sadiman, Ketua Kelompok Tani Gula Semut Nyawiji Mulyo.

Pendampingan yang berkelanjutan juga membuat petani tak hanya bergantung pada pasar lokal. Mereka kini memenuhi permintaan ekspor bekerja sama dengan PT Nira Lestari Internasional.

Baca Juga: SSB TGM Medan U-15 Sabet Gelar Juara Putra Kalang Cup ke-10

“ Dulu kami jual ke pasar sekitar, sekarang sudah bisa kirim dua kontainer sebulan, ” ungjap Sadiman menambahkan

Lurah Hargorejo, Bekti Murdayanto, menegaskan, dampak Reforma Agraria sangat dirasakan oleh warga, terutama sekitar 100 petani gula semut yang menjadi penerima manfaat program.

Menurutnya, pendampingan tersebut tidak hanya meningkatkan kapasitas usaha, tetapi juga mengembangkan ikon desa yang mampu membuka lapangan kerja.

Halaman:

Tags

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB