"Parasut kita sudah lama. Untuk yang cross country juga kita gak ada parasutnya, selama ini pakai alat yang ketepatan mendarat," katanya.
"Tentunya bila ada alat baru akan menambah percaya diri, karena kontrolnya pasti lebih halus. Tahun lalu sudah diajukan, tapi sampai sekarang belum ada," kata Raja.
Baca Juga: Kodim 0107/ Asel Turun Bantu Pembersihan Lumpur Pasca Banjir Aceh Selatan
Selain keterbatasan alat, Raja juga menginginkan para atletnya bisa berlatih di Aceh yang jadi lokasi atau venue PON 2024.
"Supaya kita mengetahui lokasi, tofografinya seperti apa, angin dan lainnya. Biar bisa adaptasi juga," lanjutnya.
Di sisi lain, kendala juga dihadapi atlet Gantole Sumut. Tiga atlet Pelatda saat ini, Irfan Aritongan, Bagus Rajagukguk dan Berlas Aritonang kompak menyebut alat terbang sudah tidak memadai lagi.
"Cuma ada 3 alat yang sudah tua, gak layak dipakai terbang lagi. Layar keropos, down tube banyak sambungan. Kami minta alat baru," kata Irfan peraih emas dan perak Kejuaraan nasional di Padang 2022 lalu.
Belum lagi urusan pelatih yang saat ini berdomisili di Sumbar.
Baca Juga: Alat Peraga Kampanye Dipasang di Zona Terlarang, Bawaslu Bilang Begini
"Kadang pelatih datang, atau kita yang datangi pelatih latihan ke Sumbar. Terakhir April kemarin kami ke sana. Rencana 10 Desember ini kami ke sana lagi," ucapnya.
Adapun khusus gantole ada 3 nomor lomba yang dipertandingkan di PON 2024. Mulai dari ketepatan mendarat, durasi dan lintas alam masing-masing peroragan dan beregu.
"Target pribadi tentu bisa dapat emas," katanya lagi.
Sementara Jonny Siahaan mewakil Disporasu usai Visitasi tersebut mengatakan, aero sport merupakan olahraga ekstrem yang harus terus dikawal.