Kabinnya lebih senyap dan suspensinya lebih nyaman. Beberapa fitur yang dulunya kurang baik kini sudah diperbaiki, seperti kamera 360 yang sekarang jauh lebih baik, bahkan memiliki fitur transparan seperti Lexus.
Namun, masih ada beberapa bagian yang terkesan lokal, seperti dash cam yang sama dengan Innova, meskipun kini ada kamera depan dan belakang. Terdapat sedikit kebisingan saat berkendara, jika kita tidak fokus, sistem bisa mendeteksi kantuk.
Selanjunya kalau Lexus LM, yang memiliki suspensi lebih empuk dibandingkan dengan Alphard daripada versi biasa, mungkin karena berat tambahan dari motor listrik dan baterai.
Memang Alphard Hybrid mengingat model biasa cukup boros. Dengan mesin 2500 cc, Alphard Hybrid dapat memberikan efisiensi yang lebih baik, terutama saat macet.
Mengemudikannya terasa seperti membawa Toyota Veloz yang lebih irit, meskipun tentu tidak seirit mobil kecil seperti Yaris atau Prius.
Ban yang digunakan juga memengaruhi kenyamanan berkendara, menjadikannya lebih kedap suara.
Performa Alphard Hybrid ini menawarkan akselerasi yang lebih baik karena adanya motor listrik, dan transmisinya juga responsif.
Meskipun suaranya masih terdengar saat mesin dinyalakan, jika menginginkan yang lebih kedap suara, Lexus LM adalah pilihan yang lebih baik, meski harganya jauh lebih tinggi.
Alphard Hybrid dan juga versi non-hybrid, menurut saya, dengan selisih Rp100 juta, lebih baik memilih Alphard Hybrid.
Selain lebih efisien, performanya juga lebih baik dan dilengkapi ban yang lebih bagus, sehingga mengurangi kebisingan saat berkendara. Fitur-fiturnya juga lebih lengkap, harganya yang lebih tinggi. (***)