Selain itu FWD juga dianggap efisien karena memungkinkan desain kendaraan yang lebih sederhana.
Baca Juga: Kenapa Hatchback Suzuki Tak Laku Meski Murah di Pasaran? Begini Rumornya
Tanpa perlu komponen besar seperti poros penggerak atau diferensial belakang, FWD memungkinkan penyaluran tenaga langsung ke roda depan.
Dengan desain ini, mobil menjadi lebih ringan, lebih kecil, dan lebih efisien, yang cocok untuk kebutuhan kendaraan masa kini.
Namun, mengapa produsen mobil Jepang awalnya memilih RWD? Hal ini karena Jepang lebih mengutamakan durabilitas dan menggunakan teknologi yang sudah terbukti handal.
Baca Juga: Mobkas Suzuki Katana 1991 Ini Ditawarkan Rp 145 Jutaan dengan Spesifikasi Begini
RWD dianggap lebih matang pada masa itu, sedangkan FWD masih dianggap belum terlalu matang dan lebih rumit.
Seiring perkembangan teknologi, FWD akhirnya dianggap lebih matang dan digunakan oleh produsen Jepang.
Salah satu alasan FWD mulai digunakan selain interiornya lebih luas karena biayanya juga lebih rendah.
FWD juga memungkinkan penggabungan komponen utama di bagian depan mobil, yang mengoptimalkan lini produksi dan mengurangi waktu serta biaya perakitan.
Selain itu, pajak CO2 atau pajak karbon yang diterapkan pada mobil dengan emisi lebih tinggi juga mendorong produsen untuk menggunakan mesin lebih kecil serta menggunakan sistem FWD.
Meski begitu, ada yang berpendapat bahwa FWD tidak sekuat RWD dalam menanjak. Hal ini benar dalam beberapa situasi, terutama saat mobil FWD melalui tanjakan curam atau licin.
Pada kondisi seperti itu, FWD bisa kehilangan traksi dan ban depan bisa selip. Sebaliknya, RWD cenderung lebih baik di tanjakan, karena beban mobil lebih banyak di bagian belakang, yang memberikan traksi lebih besar pada roda belakang.