Realitasonline.id - Mobil listrik semakin populer di berbagai negara, termasuk Indonesia, karena dianggap lebih ramah lingkungan dan efisien dibandingkan mobil berbahan bakar bensin.
Namun, masih banyak yang mempertanyakan apakah biaya kepemilikan mobil listrik benar-benar lebih hemat atau justru lebih mahal dibandingkan mobil konvensional.
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat beberapa aspek utama yang memengaruhi biaya kepemilikan mobil listrik.
Baca Juga: Mitos dan Fakta tentang Mobil Listrik yang Perlu Anda Ketahui
1. Harga Pembelian Mobil Listrik
Saat ini, harga mobil listrik masih cenderung lebih mahal dibandingkan mobil berbahan bakar bensin atau diesel.
Model-model populer seperti Hyundai Ioniq 5 atau Tesla Model 3 memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan mobil konvensional di kelas yang sama.
Namun, dengan adanya insentif dari pemerintah seperti pembebasan pajak dan subsidi, harga mobil listrik bisa menjadi lebih kompetitif dalam beberapa tahun ke depan.
2. Biaya Pengisian Daya vs. Bahan Bakar
Salah satu keuntungan utama mobil listrik adalah biaya operasional yang lebih rendah, terutama dalam hal konsumsi energi.
Pengisian daya mobil listrik jauh lebih murah dibandingkan mengisi bensin atau solar. Sebagai contoh, biaya pengisian daya di rumah menggunakan listrik PLN bisa mencapai Rp1.500–Rp2.500 per kWh, yang lebih hemat dibandingkan harga bensin per liter.
Dengan asumsi konsumsi listrik sekitar 15 kWh per 100 km, biaya perjalanan dengan mobil listrik lebih efisien dibandingkan mobil berbahan bakar fosil.
Baca Juga: Masa Depan Mobil Listrik, Prediksi dan Perkembangan di Industri Otomotif
3. Biaya Perawatan dan Servis
Mobil listrik memiliki lebih sedikit komponen mekanis dibandingkan mobil konvensional.