Realitasonline.id | Oli transmisi merupakan komponen penting dalam sistem penggerak mobil, baik itu bertransmisi manual maupun otomatis. Meskipun sama-sama berfungsi untuk melumasi komponen dalam gearbox, oli transmisi manual dan otomatis memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Salah pilih oli bisa menyebabkan kerusakan pada sistem transmisi.
Agar tak keliru, yuk pahami perbedaan mendasar antara keduanya!
1. Fungsi Utama yang Berbeda
Oli Transmisi Manual hanya berfungsi sebagai pelumas antar komponen mekanis seperti gigi, poros, dan bantalan agar tidak cepat aus. Oli Transmisi Otomatis (ATF – Automatic Transmission Fluid) punya fungsi lebih kompleks, yaitu sebagai pelumas, fluida hidrolik, pembersih, dan pendingin. ATF juga membantu perpindahan gigi secara otomatis lewat tekanan fluida.
2. Komposisi dan Kandungan Aditif
Oli transmisi manual cenderung lebih kental dan tidak memerlukan aditif khusus. Formulanya dibuat untuk menahan tekanan tinggi akibat gesekan langsung antar logam. Sementara itu, oli transmisi otomatis mengandung aditif khusus untuk menjaga suhu kerja, melumasi, dan memastikan respons perpindahan gigi yang halus. ATF juga harus stabil dalam berbagai kondisi tekanan dan panas.
Baca Juga: Wali Kota Rico Waas akan Gratiskan 100 Lapak UMKM saat MTQ ke-58 Kota Medan
3. Warna dan Tekstur
Oli manual biasanya berwarna cokelat tua atau kehitaman, dan teksturnya lebih kental. Oli ATF umumnya berwarna merah muda atau merah cerah saat baru, dengan tekstur lebih encer untuk memudahkan sirkulasi dalam sistem hidrolik.
4. Interval Penggantian
Oli transmisi manual biasanya diganti setiap 40.000–60.000 km, tergantung pemakaian dan jenis kendaraan. Oli transmisi otomatis sebaiknya diganti lebih rutin, sekitar 30.000–50.000 km, karena kualitas ATF sangat mempengaruhi performa dan umur transmisi otomatis.
5. Dampak Jika Salah Gunakan
Baca Juga: Masyarakat Ngeluh Pasar Simalingkar Banjir Terus, Bagaimana ini Pak Rico Waas?
