Ini Dampak Langsung Bahan Bakar Berkualitas Rendah pada Performa Mesin

photo author
- Minggu, 18 Mei 2025 | 11:57 WIB
Mesin mobil berkerak (Realitasonlin/Unsplash-Danny Burke)
Mesin mobil berkerak (Realitasonlin/Unsplash-Danny Burke)


Realitasonline.id - Memilih bahan bakar berkualitas rendah sering dianggap sebagai cara menghemat biaya, terutama saat harga BBM terus naik.

Namun, kebiasaan ini justru bisa merugikan performa mesin kendaraan dalam waktu singkat.

Bahan bakar dengan oktan di bawah rekomendasi, kandungan aditif minim, atau terkontaminasi dapat memicu masalah yang langsung terasa saat berkendara.

Baca Juga: Cara Membedakan Bensin Palsu dan Tips Menghindarinya

Berikut dampak langsung yang muncul ketika mesin "dipaksa" mengkonsumsi bahan bakar berkualitas rendah.

1. Mesin Ngempos dan Respons Akselerasi Menurun

Bahan bakar berkualitas rendah, seperti yang memiliki oktan di bawah spesifikasi mesin, mudah terbakar sebelum busi menyala (pre-ignition).

Hal ini mengacaukan waktu pengapian dan menyebabkan pembakaran tidak stabil.

Dampaknya, pengemudi akan merasakan mesin tersendat-sendat (ngempos), terutama saat menekan gas untuk menambah kecepatan. Tenaga mobil terasa kurang responsif, bahkan di putaran mesin rendah.

2. Bunyi Knocking atau "Ngelitik"

Knocking adalah suara ketukan keras dari ruang mesin akibat detonasi bahan bakar yang tidak terkontrol.

Bahan bakar beroktan rendah lebih rentan terbakar spontan di bawah tekanan tinggi, terutama pada mesin dengan rasio kompresi di atas 10:1.

Bunyi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berpotensi merusak piston, ring piston, atau kepala silinder jika dibiarkan terus-menerus.

Baca Juga: Perbedaan Bahan Bakar Pertalite, Pertamax, dan Pengaruhnya ke Mesin

3. Emisi Gas Buang Meningkat

Pembakaran tidak sempurna akibat kualitas bahan bakar buruk menghasilkan residu karbon lebih banyak. Akibatnya, asap knalpot terlihat lebih pekat dan berbau menyengat.

Selain mencemari lingkungan, kondisi ini juga memicu lampu indikator check engine menyala karena sensor O2 mendeteksi ketidakseimbangan kadar hidrokarbon atau karbon monoksida.

4. Konsumsi Bahan Bakar Lebih Boros

Mesin yang bekerja tidak optimal akibat bahan bakar buruk memaksa ECU (Electronic Control Unit) menyesuaikan rasio udara-bahan bakar secara terus-menerus.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X