Realitasonline.id - Desain aerodinamis pada mobil bukan sekadar tentang tampilan yang sporty atau modern.
Lebih dari itu, bentuk bodi yang dirancang untuk mengurangi gesekan udara ternyata berpengaruh signifikan terhadap efisiensi bahan bakar.
Di tengat kenaikan harga BBM, pabrikan otomotif semakin fokus mengoptimalkan aerodinamis mobil untuk menekan konsumsi bensin.
Lantas, bagaimana prinsip aerodinamis bekerja, dan mengapa hal ini bisa menghemat bahan bakar? Simak penjelasannya!
Baca Juga: Kebiasaan Berkendara yang Bisa Memperpanjang Usia Pakai Kampas Kopling
- Aerodinamis dan Hubungannya dengan Konsumsi Bensin
Aerodinamis merujuk pada kemampuan bodi mobil "mengiris" udara dengan minim hambatan saat melaju.
Semakin kecil gesekan udara (drag coefficient), semakin sedikit energi yang dibutuhkan mesin untuk mempertahankan kecepatan. Pada kecepatan tinggi, sekitar 60% tenaga mesin digunakan untuk melawan hambatan udara.
Dengan mengurangi drag, mesin tidak perlu bekerja terlalu keras, sehingga konsumsi bensin pun lebih hemat.
- Desain Bodi yang Meminimalkan Gesekan Udara
Bodi mobil dengan garis ramping dan sudut tajam di bagian depan membantu membelah udara secara efisien. Fitur seperti front spoiler, underbody cover, dan side skirts juga dirancang untuk mengarahkan aliran udara agar tidak masuk ke area yang menciptakan turbulensi.
Pada mobil listrik atau hybrid, bentuk seperti "teardrop"/menguncup di belakang semakin populer karena mengurangi area yang terkena tekanan udara.
- Teknologi Aerodinamis pada Mobil Modern
Pabrikan kini mengadopsi teknologi aktif seperti grille aktif, grille yang menutup otomatis saat kecepatan tinggi atau spoiler otomatis yang bisa menyesuaikan sudut sesuai kecepatan.
Baca Juga: Cara Mencegah Karat pada Body Mobil dengan Bahan Alami dan Murah
