Realitasonline.id - Jakarta | Di bawah kepemimpinan CEO baru, Ivan Espinosa, Nissan tengah berjuang membalikkan keadaan setelah kegagalan upaya merger dengan Honda. Kabarnya malah jual kantor pusatnya.
Perusahaan otomotif asal Jepang ini kini mengambil langkah-langkah drastis demi menekan biaya dan menjaga kelangsungan bisnis.
Salah satu strategi yang dilakukan Nissan adalah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal serta menghentikan pengembangan beberapa model baru.
Baca Juga: Review Mobkas Mercedes-Benz W203 C240: Sedan Tahun 2000-an yang Masih Layak di Tahun 2025
Langkah terbaru yang cukup mencolok adalah meminta para pemasoknya di Eropa dan Inggris untuk menerima pembayaran yang tertunda dalam bentuk surat utang.
Menurut laporan Reuters, Nissan menawarkan skema di mana para pemasok diberi pilihan, yaitu menerima pembayaran lebih lambat dengan bunga, atau tetap dibayar segera melalui pihak ketiga(HSBC).
Baca Juga: Perbandingan Isuzu Panther vs Toyota Avanza: Mana yang Lebih Unggul?
Dalam skema ini, HSBC akan membantu dengan membayar pemasok terlebih dahulu, kemudian Nissan akan membayarnya kembali dengan tambahan bunga.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Espinosa untuk memangkas biaya operasional hingga 3,4 miliar dolar dalam dua tahun ke depan.
Pada tahun fiskal sebelumnya, Nissan mengalami kerugian sebesar 4,5 miliar dolar.
Baca Juga: Mobil Bekas Murah di Jawa Barat, Ini 6 Mobkas Pilihan Hemat Siap Pake
Penundaan pembayaran kepada pemasok di Inggris dan Eropa diperkirakan dapat menghemat sekitar 69 juta dolar dalam bentuk kas.
Meskipun saat ini Nissan masih memiliki cadangan dana sekitar 15 miliar dolar, perusahaan juga menghadapi kewajiban bayar utang sebesar hampir 5 miliar dolar yang akan segera jatuh tempo.
Bahkan untuk mengatasi hal itu, rumornya Nissan akan menjual kantor pusatnya di Yokohama yang bernilai sekitar 700 juta dolar, dengan kemungkinan menyewa kembali gedung tersebut dari pembeli.