Perbandingan EV China vs Produk Asing, Ramaikan Pasar Mobil di Indonesia

photo author
- Rabu, 9 Juli 2025 | 22:20 WIB
Mobil Listrik (Realitasonline/Canva)
Mobil Listrik (Realitasonline/Canva)



Realitasonline.id - Pasar mobil listrik di Indonesia tengah memasuki babak baru. Seiring dengan komitmen pemerintah dalam mengembangkan kendaraan ramah lingkungan, kehadiran EV China (Electric Vehicle asal Tiongkok) menjadi sorotan utama.

Brand seperti BYD, Wuling, dan Chery kini mulai bersaing ketat dengan produk EV asing seperti Tesla, Hyundai, dan Nissan.

Namun, apa saja perbedaan utama antara keduanya? Mana yang lebih menguntungkan bagi konsumen Indonesia? Berikut perbandingan dari segi harga, teknologi, dan strategi ekspansi.

Baca Juga: Kenaikan Harga Mobil Bekas di Indonesia! Berikut Ini Tips untuk Pembeli 2025 Agar Tak Salah Beli

1. Keunggulan Harga: EV China Lebih Terjangkau
Salah satu daya tarik utama dari EV China adalah harga yang jauh lebih kompetitif. Misalnya, Wuling Air EV dan BYD Dolphin ditawarkan di kisaran Rp 200–400 jutaan. Bandingkan dengan produk EV asing seperti Hyundai Ioniq 5 atau Tesla Model 3 yang harganya bisa mencapai Rp 600 juta ke atas.

Harga yang terjangkau ini memungkinkan masyarakat kelas menengah untuk mulai beralih ke kendaraan listrik tanpa harus menguras tabungan.

2. Teknologi: Dulu Diragukan, Kini Siap Bersaing
Jika dulu EV China diragukan dari sisi teknologi, kini anggapan itu mulai berubah. Banyak pabrikan Tiongkok telah mengembangkan teknologi baterai, sistem infotainment, dan fitur keselamatan yang bersaing dengan merek global.

Baca Juga: Kebangkitan Sang Legenda: Toyota Kijang Kapsul 2025 Resmi Hadir dengan Desain Modern, Fitur Canggih, dan Kenyamanan Tanpa Kehilangan Identitas Ikonik

Contohnya, BYD memperkenalkan Blade Battery yang diklaim lebih aman dan tahan lama. Sementara Wuling Air EV sudah dilengkapi dengan fitur konektivitas pintar dan sistem pengereman regeneratif, fitur yang dulu hanya tersedia di mobil listrik premium.

Sebaliknya, produk EV asing tetap unggul dalam hal performa dan kestabilan jangka panjang, namun harga yang tinggi menjadi hambatan penetrasi ke pasar menengah Indonesia.

3. Strategi Ekspansi: EV China Bergerak Cepat
EV asal China dikenal agresif dalam memasuki pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Wuling sudah merakit mobil listrik di dalam negeri, BYD telah meluncurkan lini produk resminya, dan Chery siap menyusul dengan produksi lokal.

Baca Juga: Hyundai Staria 2025: MPV Futuristik yang Menyatukan Kenyamanan, Teknologi, dan Ruang Luas untuk Keluarga Modern

Langkah ekspansi ini disertai dengan kemitraan strategis, seperti kolaborasi dengan perusahaan transportasi, dealer nasional, hingga pembangunan jaringan after-sales service. Sebaliknya, banyak produk EV asing masih mengandalkan jalur impor, yang membuat harga lebih mahal dan pasokan terbatas.


EV China hadir dengan harga terjangkau, teknologi canggih, dan strategi ekspansi yang cepat dan tepat. Sementara produk EV asing tetap memiliki keunggulan nama besar dan kualitas premium, EV asal Tiongkok kini menjadi pilihan logis bagi konsumen Indonesia yang menginginkan mobil listrik fungsional dan ekonomis.

Dengan perkembangan ini, pasar mobil listrik di Indonesia akan semakin kompetitif, memberi konsumen lebih banyak pilihan yang sesuai kebutuhan dan anggaran. (KN)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X