Realitasonline.id | VKTR mendirikan fasilitas CKD di Magelang untuk merakit kendaraan niaga listrik, menandai langkah besar elektrifikasi armada lokal.
Kolaborasi resmi dengan BYD memberi akses teknologi dan model CKD, percepatan produksi, serta dukungan teknis awal bagi VKTR.
Kelebihan: transfer teknologi CKD meningkatkan kemampuan manufaktur lokal dan potensi kenaikan *local content* (TKDN).
Baca Juga: Restorative Justice ala Kearifan Lokal Polres Padangsidimpuan Gandeng Akademisi USU
Kelebihan: menciptakan green jobs lokal dan mendorong ekosistem industri pendukung seperti suplai baterai dan servis.
Kelebihan: produk niaga listrik VKTR menawarkan operasi lebih murah jangka panjang, kebisingan rendah, dan emisi nol lokal.
Kekurangan: ketergantungan pada impor komponen awal dan mitra asing bisa menahan nilai tambah industri lokal.
Baca Juga: Modifikasi Honda Brio Satya: Dari E Jadi Tipe RS Bergaya Full JDM, Pelek Enkei TC105N
Kekurangan: infrastruktur charging yang belum merata dan biaya investasi awal membuat adopsi operator komersial menantang.
Review singkat: unit VKTR cocok untuk angkutan kota, logistik, dan fasilitas bandara dengan fokus pada keandalan operasional.
Estimasi harga: model van/niaga diperkirakan ratusan juta, sedangkan bus CKD berada di kisaran miliaran, tergantung konfigurasi.
Baca Juga: Restorasi & Facelift Toyota Vellfire ANH20: Dari Usang Menjadi Elegan, Headlampnya Disulap Kinclong
Kesimpulan: VKTR punya potensi besar sebagai pionir EV niaga Indonesia, suksesnya tergantung TKDN, infrastruktur, dan layanan purna jual (EF).