VKTR: Pioneer Kendaraan Niaga Listrik Indonesia CKD di Magelang, Kolaborasi BYD, Dampak Ekonomi Lokal, dan Tantangan Infrastruktur

photo author
- Minggu, 10 Agustus 2025 | 07:22 WIB
VKTR di Magelang: pabrik CKD niaga listrik pertama Indonesia — dorong elektrifikasi armada, penciptaan lapangan kerja, dan transfer teknologi. (Realitasonline.id/Istimewa)
VKTR di Magelang: pabrik CKD niaga listrik pertama Indonesia — dorong elektrifikasi armada, penciptaan lapangan kerja, dan transfer teknologi. (Realitasonline.id/Istimewa)

Realitasonline.id | VKTR mendirikan fasilitas CKD di Magelang untuk merakit kendaraan niaga listrik, menandai langkah besar elektrifikasi armada lokal.

Kolaborasi resmi dengan BYD memberi akses teknologi dan model CKD, percepatan produksi, serta dukungan teknis awal bagi VKTR.

Kelebihan: transfer teknologi CKD meningkatkan kemampuan manufaktur lokal dan potensi kenaikan *local content* (TKDN).

Baca Juga: Restorative Justice ala Kearifan Lokal Polres Padangsidimpuan Gandeng Akademisi USU

Kelebihan: menciptakan green jobs lokal dan mendorong ekosistem industri pendukung seperti suplai baterai dan servis.

Kelebihan: produk niaga listrik VKTR menawarkan operasi lebih murah jangka panjang, kebisingan rendah, dan emisi nol lokal.

Kekurangan: ketergantungan pada impor komponen awal dan mitra asing bisa menahan nilai tambah industri lokal.

Baca Juga: Modifikasi Honda Brio Satya: Dari E Jadi Tipe RS Bergaya Full JDM, Pelek Enkei TC105N 

Kekurangan: infrastruktur charging yang belum merata dan biaya investasi awal membuat adopsi operator komersial menantang.

Review singkat: unit VKTR cocok untuk angkutan kota, logistik, dan fasilitas bandara dengan fokus pada keandalan operasional.

Estimasi harga: model van/niaga diperkirakan ratusan juta, sedangkan bus CKD berada di kisaran miliaran, tergantung konfigurasi.

Baca Juga: Restorasi & Facelift Toyota Vellfire ANH20: Dari Usang Menjadi Elegan, Headlampnya Disulap Kinclong

Kesimpulan: VKTR punya potensi besar sebagai pionir EV niaga Indonesia, suksesnya tergantung TKDN, infrastruktur, dan layanan purna jual (EF).

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Efendi Wijaya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X